Tuesday, November 30, 2010

Hadist Desember 2010

Dari Utsman bin Affan ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: "Tidak seseorang memasuki waktu shalat wajib kemudian ia berwudhu' dan shalat dengan khusyu' dan memelihara ruku'nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu selama tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa." (Muslim)

"Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat kepada tubuh dan bentuk kamu, tetapi Dia melihat kepada hati-hati kamu."(HR.Muslim dari Abu Hurairah)






  • Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah lebih suka menerima taubat seorang hamba-Nya melebihi kesenangan seorang yang menemukan kembali tiba-tiba untanya yang telah hilang daripadanya di tengah hutan." (Bukhari - Muslim) 






  • Dari Abu Said dan Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tiadalah seorang Muslim itu menderita kelelahan atau penyakit atau kesusahan (kerisauan hati) hingga tertusuk duri melainkan semua itu akan menjadi penebus kesalahan-kesalahannya." (Bukhari - Muslim). 





    Dari Nu'man bin Basyir ra bahwa Rasulullah saw bersabda: "Adzab neraka yang paling ringan pada hari kiamat ialah seorang laki-laki diletakkan diujung kedua tongkaknya dua bara api dengan panas yang menjadikan otaknya mendidih, dimana ia tidak melihat ada orang lain yang mendapat adzab lebih berat darinya, padahal itu adzab neraka yang paling ringan." 
    (Muttafaq 'Alaih) 




    Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Seseorang datang kepada Rasulullah saw lalu bertanya, "Ya Rasulullah, sedekah manakah yang lebih besar pahalanya? Rasulullah saw menjawab, "Bersedekah dalam keadaan sehat sedang engkau amat sayang kepada harta tersebut, takut miskin dan mengharapkan kekayaan. Oleh sebab itu jangan menunda-nunda sehingga apabila ruh (nyawa) sudah sampai di tenggorokan (hampir mati) lalu engkau berwasiat untuk si fulan sekian, untuk si fulan sekian." (Bukhari - Muslim) 




    "Barangsiapa yang berjalan untuk memenuhi kebutuhan saudaranya hingga sampai tujuan, maka Allah akan menaunginya dengan 570 malaikat yang senantiasa berdoa untuknya. Jika ia berjalan pagi hari maka malaikat itu akan terus berdoa hingga sore hari, dan jika sore hari malaikat akan terus berdoa hingga pagi hari. Dan dengan setiap satu langkahnya Allah menghapuskan satu kesalahannya dan dengan setiap langkahnya itu juga Allah meninggikan beberapa derajatnya" (HR. Abnu Hibban)




    Dari Ubadah bin Shamit r.a. beerkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah, Maha Tunggal Ia, tidak ada sekutu bagi-Nya, bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, sedang surga itu hak dan neraka itu hak maka Allah memasukkan ia ke surga sesuai dengan amalnya di dunia." Ubadah menambahkan, "Masuk surga dari pintunya yang delapan sekehendaknya."  (Bukhari - Muslim. Lafazhnya dari Bukhari) 




    Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya dan orang yang paling baik di antaramu ialah yang paling baik terhadap keluarganya." (Bukhari - Muslim, Tirmidzi dan Nasai).




    Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda, "Hak kewajiban seorang muslim atas muslim lainnya ada lima. Pertama menjawab salam. Kedua menjenguk yang sakit. Ketiga mengantar jenazah. Keempat memenuhi undangan. Kelima mendo'akan orang yang bersin." (Muttafaq 'Alaih) 




    Dari Abu Musa r.a. berkata: Saya bertanya, "Ya Rasulullah siapakah diantara kaum Muslimin yang paling utama?" Nabi saw menjawab, "Siapa yang selamat semua orang Islam dari (kejahatan) LIDAH DAN TANGANNYA." (Bukhari - Muslim)

    Wanita Ahli Surga dan Ciri-Cirinya

    Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati.

    Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Surga. Diantaranya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

    “(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad : 15)

    “Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqiah : 10-21)

    Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yang mulia, diantaranya :

    “Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqiah : 22-23)

    “Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)

    “Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (QS. Ar Rahman : 58)

    “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqiah : 35-37)

    Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau :

    “ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu)

    Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

    “Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Diantara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557)

    Apakah Ciri-Ciri Wanita Surga

    Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?

    Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.

    Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Diantara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :

    1. Bertakwa.

    2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.

    3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.

    4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.

    5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.

    6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.

    7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.

    8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.

    9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.

    10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.

    11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).

    13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.

    14. Berbakti kepada kedua orang tua.

    15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.

    Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

    “ … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’ : 13). Wallahu A’lam Bis Shawab 

    http://www.facebook.com/?page=1&sk=messages&tid=1526657652012

    Monday, November 29, 2010

    Doa November 2010

    Telah menceritakan kepada kami [Hasan], telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Manshur] dari [Rabi'i bin Hirasy] dari ['Imran bin Hushain] atau yang lain bahwa seseorang bernama Hushain atau Hashin datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata; "Wahai Muhammad, sungguh Abdul Muthallib adalah orang terbaik bagi kaumnya daripada kamu. Ia memberi makan kaumnya dengan hati dan punuk unta, sementara kamu menyembelih mereka." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda sebagaimana yang di kehendaki Allah. Laki-laki itu berkata lagi; "Lalu apa yang anda suruh untuk aku katakan?."
    Beliau bersabda: "Katakanlah: Allahumma Qinii syarra nafsi wa 'A'zimlii 'ala 'arsyadi amrii (Ya Allah, jagalah daku dari kejahatan diriku dan tunjukilah daku kepada kebaikan urusanku)."
    Haden Husein: (HR Ahmad:19141)

    Monday, November 22, 2010

    Hidup Mulia, Matilah dengan Mulia!

    Hidup bukan hanya mengejar dunia. Maka, bermujahadah dalam menggapai Kecintaan-Nya
     
    Oleh: Shalih Hasyim*
     
    Namanya William James Sidis. Saat  usia belum genap 2 tahun, Sidis sudah menjadikan New York Times sebagai teman sarapan paginya. Sidis sudah menulis beberapa buku sebelum berusia beranjak 8 tahun, Diantara bukunya  tentang anatomy dan astronomy. Diusia 11 tahun, ia diterima di Universitas Harvard sebagai murid termuda. Universitas Harvard terpesona dengan kejeniusannya saat ia memberikan ceramah tentang “Jasad Empat Dimensi” di depan para professor matematika. Hebatnya, Sidis mengerti 200 jenis bahasa di dunia dan bisa menerjamahkannya dengan amat cepat dan mudah. 

    Keberhasilan William Sidis tak lain berkat keberhasilan sang Ayah, Boris Sidis yang juga seorang Psikolog handal berdarah Yahudi. Tapi, mendadak ia menghilang dan ditemukan lagi oleh wartawan dalam kondisi menggenaskan. Sidis meninggal diusia muda, 46 tahun. Sebelum meninggal, ia mengakui kehidupannya tidaklah bahagia. Popularitas dan kehebatannya pada bidang matematika justru membuatnya tersiksa.  
     
    Dalam kehidupan sosial, Sidis juga mengaku hanya sedikit memiliki teman. Ia  juga sering diasingkan oleh rekan sekampus, tak  pernah memiliki seorang pacar ataupun istri. Bahkan Gelar sarjananya tidak pernah selesai, ditinggal begitu saja. Ia pergi dari rumah dan justru lebih memilih menjadi pemulung. Kejayaan masa kecilnya hanya diakui sebagai adalah proyeksi sang ayah. Ia menyadarinya bahwa hidupnya adalah hasil pemolaan orang lain.  
     
    ***
     
    Pengalaman Sidis dan ayahnya, bisa jadi pelajaran berharga. Islam tak pernah menafikkan gemerlap dunia namun tak menjadikannya sebagai tujuan utama.
     
    Dalam Islam, tujuan puncak seorang Muslim dalam segala bentuk pengabdian, pengorbanan, hidup dan kematiannya, adalah mencari ridho Allah SWT dan memasuki surga-Nya. Seorang Muslim ingin hidup dalam keadaan mulia (memiliki citra yang baik) dan meninggalpun juga dalam keadaan syahid (mengakhiri kehidupan dalam husnul khatimah). Berbeda dengan orang kafir di mana tujuan kehidupannya hanya untuk memenuhi syahwatul bathn (syahwat perut) dan syahwatul farj (syahwat kemaluan). Maka, ia mencari sesuatu yang membuat pemburunya kecewa.
     

    “Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya (Orang-orang kafir, karena amal-amal mereka tidak didasarkan atas iman, tidaklah mendapatkan balasan dari Tuhan di akhirat walaupun di dunia mereka mengira akan mendapatkan balasan atas amalan mereka itu.).” (QS. An Nur (24) : 39).
     
    Jadi, program utama kehidupan orang yang jauh dari Allah SWT  hanya makan, minum dan kawin. Posisinya lebih rendah dari binatang. Sebab, manusia itu memiliki kelebihan dengan diberikannya akal dan kemampuan menjangkau metapisik (ghaib), tetapi melakukan perbuatan seperti makhluk yang tidak berakal
     
    Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka Makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka. (QS. Muhammad (47) : 12).
     
    Efeknya, panca indranya mengalami disfungsi dalam berinteraksi dengan ayat-ayat-Nya
     
    “Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al A’raf (7) : 179).
     
    Kiat Jitu Meraih Ridho-Nya
     
    Banyak orang memburu dunia, seolah-olah itu kehidupan paling kekal. Pagi bekerja sampe malam. Pulang hanya makan dan tidur, esoknya harus kembali bekerja. Bahkan ia jarang bertemu anak dan istri sendiri untuk sekedar bersapa atau ngobrol berlama-lama. Baginya, hidup hanya uang, uang dan uang.
     
    Tak sedikit orangtua menginkan anak-anak mereka sebagaimana keinginan dia, sampai ia tak dimanusiakan lagi. Anak-anak mereka laksana robot dan mesin.
     
    Pagi sekolah, sore sudah menunggu antri pelajaran les. Ada les Inggris, piano, lukis, sempoa dll. Bahkan hari libur pun, anak-anak mereka sudah menerima jadwal dari para orangtua mereka. Kehidupan anak-anak yang indah sudah hilang. Ia telah menjadi “robot” orangtuanya sendiri. Memang banyak kita saksikan anak-anak intelek dan cerdas hari ini. Tapi jarang kita temukan anak-anak yang “kecerdasan hati” dan “kelembutan budi”. Inilah yang kita saksikan hari ini.
     
    Agar seorang Muslim tidak terjebak pada tujuan memburu kenikmatan sesaat, sebentar, sebagaimana yang diderita oleh kaum yang tidak beragama, tetapi menggunakan karunia-Nya secara maksimal untuk  mencapai kenikmatan yang bersifat permanen (akhirat), maka berikut adalah beberapa resepnya.
     
    1. Selalu mendekat kepada-Nya dengan melakukan ibadah mahdhah secara istiqamah. Kecintaan itu akan diperoleh dengan diawali kedekatan, keeratan, keakraban hubungan. Witing trisno jalaran kulino (Bhs Jawa), (munculnya kecintaan itu karena sering bertatap muka)

    “Dan apabila hamba-hamba-KU bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-KU, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) KU dan hendaklah mereka beriman kepada-KU, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah (2) : 185).

    “Allah lebih berbahagia dengan taubat (kembalinya) hamba-Nya daripada seseorang di tempat sepi dan rawan bahaya dengan hewan kendaraan yang memuat makanan dan minumannya, kemudian ia tidur. Ketika ia bangun, hewan kendaraannya hilang. Ia pun mencarinya hingga ia kehausan. Ia berkata, Aku akan kembali ke tempatku semula, hingga aku mati. Kemudian ia letakkan kepalanya di atas lengannya untuk mati. Kemudian ia letakkan kepalanya di atas lengannya untuk mati. Ketika ia bangun, ternyata hewan kendaraannya ada di sisinya lengkap dengan makanan dan minumannya. Jadi Allah lebih berbahagia dengan taubat (kembalinya) hamba yang Mukmin daripada (kebahagiaan) orang tersebut dengan (kembalinya) hewan kendaraan dan bekalnya.” (Muttafaq Alaih)

    Kecintaan itu diperoleh dari-Nya dengan menjalankan ibadah nawafil (tambahan, sunnah). Pengaruh dari ibadah tersebut, seakan-akan kegiatan kehidupan kita merupakan jelmaan dari kehendak-Nya. Sehingga mendatangkan barakah (tambahan kebaikan).

    “Allah ‘azza wa jalla berfirman (dalam hadits qudsi) : Aku dalam sangkaan hamba-KU, dan Aku akan selalu bersamanya ketika ia mengingat-KU. Kemudian apabila ia ingat AKU dalam dirinya, AKU pun mengingatnya dalam diri-KU, dan jika ia ingat kepada-KU dalam satu kaum, maka AKU akan mengingatnya dalam kaum yang lebih banyak dari pada kaum itu. Jika ia mendekat kepada-KU sejengkal, AKU akan mendekatinya sehasta. Jika ia mendekat KU satu hasta, AKU akan mendekatinya sedepa. Dan jika ia datang kepada-KU dengan berjalan kaki, aku akan datang kepadanya dengan lari-lari kecil.” (HR. Bukhari dan Muslim).

     
    2. Simpati, membela dan mencintai para kekasih-Nya. Merekalah yang keberadaannya ditolong, dilindungi dan dibela oleh-Nya

    “Dari Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah Saw bersabda : Bahwa Allah Swt berfirman : Barangsiapa memusuhi wali-KU, maka KU-izinkan ia diperangi. Tidaklah hamba-KU mendekatkan diri kepada-KU dengan suatu amal lebih KU-sukai daripada jika ia mengerjakan amal yang KU-wajibkan kepadanya. Hamba-KU selalu mendekatkan diri kepada-KU dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya, Aku menjadi pendengaran yang ia mendengar dengannya, menjadi penglihatan yang ia melihat dengannya, sebagai tangan yang ia memukul dengannya, sebagai kaki yang ia berjalan dengannya. Jika ia meminta kepada-KU pasti KU-beri dan jika ia minta perlindungan kepada- pasti KU-lindungi.” (HR. Imam Bukhari).


    3. Mengikuti ajaran Rasulullah SAW (ittiba’) sebagai bukti kecintaan kepadanya

     
    “Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran (3) : 31).


    4. Berperang di jalan-Nya dengan shaf yang rapi

    “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Ash Shaff (61) : 4).

    5. Selalu membaca al-Quran, menjaga lisan, memberi makan orang yang lapar, puasa di bulan Ramadhan.

    “Surga merindukan kehadiran empat orang : Pembaca Al Quran, yang selalu menjaga mulut, memberi makan orang yang lapar, puasa di bulan Ramadhan.” (al Hadits).


    6. Selalu berbuat baik


    “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui.” (QS. Ali Imran (3) : 133-135).

    7. Mencintai orang lain karena Allah SWT

    “Tidak sempurna keimanan seseorang sehingga ia mencintai saudaranya melebihi dari kecintaannya kepada dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    8. Suka menolong sesama

    “Dari Abu Hurairah ra. Nabi SAW bersabda, Barangsiapa melepaskan seorang mukmin dari penderitaan-penderitaan dunia, niscaya Allah akan melepaskan darinya penderitaan-penderitaan hari kiamat, barangsiapa memudahkan urusan yang sulit niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup aib seorang Muslim maka Allah akan menutup aibnya di akhirat. Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR. Muslim).

     
    9. Membela kaum tertindas

    “Ketika Musa as miqat (bertemu Allah SWT untuk menerima wahyu) bertanya kepada Allah SWT, Ya  Allah, dimanakah aku mencari-MU. Allah SWT menjawab, carilah Aku di tengah-tengah orang yang hatinya terluka.” (al Hadits).
     

    10. Ikhlas dalam beramal

    “Barangsiapa yang meninggalkan dunia dalam keadaan ikhlas hanya kepada Allah SWT, tidak menyekutukan-Nya, menegakkan shalat, menunaikan zakat, ia wafat, sedangkan Allah Ridha kepadanya.” (HR. Ibnu Majah).

    11.Suka memberi

    “Orang yang dermawan itu dekat dengan Allah SWT.” (al Hadits)

    “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga),Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.  Dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup[*], Serta mendustakan pahala terbaik,  Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.”(QS. Al Lail (92) : 5-10)
     
    Yang dimaksud dengan merasa dirinya cukup ialah tidak memerlukan lagi pertolongan Allah dan tidak bertakwa kepada-Nya.

     

    12. Menyadari kelemahan diri

    “Orang yang menyesali diri dari dosa itu menunggu datangnya rahmat, sedangkan orang yang ujub itu menunggu kemurkaan-Nya.” (al Hadits)

    13. Bertaubat dengan tulus ikhlas

    Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At Tahrim (66) : 8).

    14. Melaksanakan hak-hak ukhuwwah paling rendah, yakni : salamatush shadri (hatinya selamat dari dengki, sombong, serakah dan dendam) dari sesama Muslim
     

    15.  Memenuhi hak-hak ukhuwwah Islamiyah paling tinggi, yaitu al iitsar (mengutamakan orang lain lebih dari dirinya)

    Semoga kita termasuk diantara orang yang bisa ‘hidup dalam keadaan mulia, dan mati dalam keadaan mulia[Kudus, November 2010/Hidayatullah.com]
     
    Penulis adalah kolumnis hidayatullah.com tinggal di Kudus, Jawa Tengah 

    Source : http://hidayatullah.com/kolom/tazkiyatun-nufus/14012-hidup-mulia-matilah-dengan-mulia

    Sunday, November 14, 2010

    ahli syair, Abu al-Muzjaffar

    Darah kami bercampur air mata yang tercucur,
    Tidak ada lagi bagian tubuh yang tak terbalut luka,
    Senjata yang paling rapuh adalah air mata yang berde rai,
    Ketika perang semakin memanas dengan pedang yang saling beradu,
    Alangkah malangnya putera-putera Islam,
    Disaat sekain bahaya besar mengancam anak keturunanmu,
    Bagaimana mungkin mata ini bisa tidur lelap,
    Ketika di dera berbagai penderitaan,
    yang membangunkan setiap orang tidur,
    Saudara-saudara mu di Syam ,
    Tidur diatas bantalan pembantaian atau ,
    Di dalam perut binatang-binatang buas,
    Tentara Salib telah membuat mereka terhina,
    Sementara engkau terus bergelimang nikmat,
    Dan hanya bersikap pasrah,




    Source : http://www.eramuslim.com/editorial/robohnya-ruh-islam-kami.htm