Monday, March 28, 2011

NENEK YANG DEPAN GANG MENINGGAL

Seorang teman: aku jadi merasa bersalah
Seorang teman: jadi ceritanya begini
Seorang teman: di tempat ak kos itu depannya banyak orang yang ngga punya gitu men
Seorang teman: sampe tidurnya cuman di emperan toko,,
Seorang teman: itu tu bener" terjadi di Jakarta
Seorang teman: nah si nenek itu ngga punya sodara juga ngga punya anak
Seorang teman: yang dia punya cuman beberapa lembar baju aja,,
Seorang teman: nah yang kayak si nenek itu ngga cuman satu tapi banyak
Seorang teman: cuman yang paling berkesanna
Seorang teman: si nenek setiap ak pergi dari kosan slalu nyapa ak,,
Seorang teman: jadi ak ngerasa deket
Seorang teman: nah kan dia diusir gitu sama pak RT
Seorang teman: ,soalnya tu nenek tidur depan rumahnya, jadi depan rumahnya itu ada bangku
Seorang teman: ak ngga terlalu tau si men
Seorang teman: soale kan ak berangkat pagi pulang malem,,
Seorang teman: yang ak sering liat si dia cuman duduk aj di tempat dia suka tidur, sambil nyapa orang"
Seorang teman: soale emang udah tua juga jalannya aj susah
Seorang teman: tapi dia suka bantu si ibu" yang jualan nasi di gang ak itu
Seorang teman: iya aku tu.. kadang pengen banget bantu si nenek
Seorang teman: kayak kasih kosan gitu, tapi ngga mungkin juga
Seorang teman: toh yang kayak gitu kan bukan cuman dia
Seorang teman: dan kau tau sendiri keadaan ekonomi ak
Seorang teman: nah sehari kemarin, ak liat neneknya dah tidur pas ak pulang dari kampus
Seorang teman: ak pikir tumben tu nenek jam segini dah tidur
Seorang teman: trus ak juga kemarin" tu lagi sibuk banget
Seorang teman: jadi kalo jalan juga ngga yang terlalu merhatiin
Seorang teman: nah pas kemarin ak pulang kantor
Seorang teman: orang" disitu pada ribut
Seorang teman: katanya di pasar ada orang meninggal
Seorang teman: itu posisinya ak lagi jalan banget mau nyampe depan kosan
Seorang teman: katanya abis orang sakit digotong naik turun terus ya gitu pasti mati
Seorang teman: iya itulah men
Seorang teman: aku ngga tau kalo si nenek sakit
Seorang teman: kalo tau,, ak pasti mau kok bawa nenek itu ke dokter
Seorang teman: aku emang ngga rutin kasih uang ke nenek itu
Seorang teman: pertama ngga ada
Seorang teman: kedua juga takut dipake buat beli rokok
Seorang teman: soalna tu nenek merokok
Seorang teman: jadi ak kasih makanan aj
Seorang teman: nah pas kemarin ak liat nenek itu di pasar
Seorang teman: buat yang terakhir kali
Seorang teman: dia digeletakin gitu aja,, cuman ditutupin pake sinjang
Seorang teman: dia atas bangku yang biasa dipake buat jualan ayam
Seorang teman: ngga dimandiin apalagi dikafanin
Seorang teman: dan ak ngga bisa ngapa"in
Seorang teman: dan ak juga ngga tau harus gimana,,
Seorang teman: di tempatku tinggal kebanyakan non muslim
Seorang teman: dan ak heran,,
Seorang teman: tetangga kosanku tu pada cuek bebk
Seorang teman: ngga ada keliatan sedih atau gimana, padahal kan mereka yang sering berinteraksi sama tu nenek
Seorang teman: akhirnya nenek itu di bawa ke rscm, sama polisi
Seorang teman: buat di autopsi
Seorang teman: sebegitunya ya kalo jadi orang yang ngga punya?
Seorang teman: bahkan buat jasadnya sendiri juga susah untuk diperlakukan secara manusiawi

Thursday, March 10, 2011

Doa Maret 2011

Sebuah kebahagiaan yang tiada terkira ketika berjumpa dengan orang berwajah cerah ceria dalam mengawali aktivitasnya. Semoga itu pula yang terpasang dalam diri.

Thursday, March 03, 2011

4 Hal yang Lebih Baik Daripada Dunia dan Seisinya

Alhamdulillah, segala puji Allah yang menjanjikan surga bagi hamba yang bertakwa. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Sesungguhnya kebaikan hamba di dunia dan akhirat berporos pada takwa. Sehingga Allah Ta’ala memerintahkannya dalam banyak firman-Nya dengan beragam cara, salah satunya menjanjikan pahala besar bagi para hamba yang bertakwa. Tujuannya, agar mereka semakin semangat menjalankannya.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al-Anfal: 29)
Menurut Syaikh Abdurrahman bin Nashir al-Sa’di dalam tafsirnya Taisir al-Karim al-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan, takwanya seorang hamba kepada Rabb-Nya merupakan tanda kebahagiaan dan alamat keberuntungannya. Dan Allah telah menetapkan pahala takwa yang sangat banyak yang lebih baik dari dunia dan seisinya. Dan dalam ayat ini bahwa orang yang bertakwa kepada Allah mendapatkan empat hal, dan setiap bagiannya adalah lebih baik dari dunia dan apa yang ada di dalamnya:
Pertama, al-Furqan: yaitu ilmu dan petunjuk yang dengannya dia bisa membedakan antara hidayah dan dhalalah (kesesatan), hak dan batil, halal dan haram, orang-orang yang bahagia dan orang-orang yang sengsara.
Anugerah ini, seperti yang dinukil Ibnu Katsir dari Ibnu Ishaq , adalah menjadi sebab datangnya pertolongan, keselamatan dirinya, dan solusi bagi dirinya dari segala urusan dunia dan kebahagiaannya di akhirat.
Kedua dan ketigaTakfir Sayyiat (penghapusan kesalahan) dan Maghfirah Dunub (ampunan dosa). Keduanya, ketika dipisah memiliki makna sama. Namun ketika dikumpulkan,Takfir Sayyiat berarti penghapusan dosa-dosa kecil, sedangkan Maghfirah Dunub yakni penghapusan dosa-dosa besar.
Keempat, ganjaran besar dan pahala yang banyak bagi orang yang bertakwa dan lebih mengutamakan keridhaan Allah daripada hawa nafsunya. Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah,
وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al-Anfal: 29) Menurut Syaikh Abu Bakar al-Jazairi dalam Aisar Tafasirnya, adalah surga dan kenikmatannya.
Sungguh besar pahala yang akan didapatkan oleh orang yang menjalankan ketakwaan, yaitu mereka yang melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Yaitu mereka yang ikhlash dalam seluruh amalnya, benar-benar ittiba’ (mengikuti) utusan Allah, berakhlak baik, berkata benar, semangat dalam kebaikan, berlomba meraih fadhilah, beribadah dengan keyakinan berada di hadapan-Nya dan disaksikan oleh-Nya, dan benar-benar takut kepada Allah dengan penuh kesadaran bahwa selalu mengawasinya dan melihatnya di masa saja dan kapan saja. Allahu Ta’ala a’lam.
[PurWD/voa-islam.com]

Tuesday, March 01, 2011

Intelijen Nabi Mengobrak-abrik Musuh Islam

Sebagai panglima perang, Rasulullah SAW memiliki kemampuan untuk membaca keistimewaan yang dimiliki para shahabatnya, untuk menempatkan mereka sesuai dengan bakat dan kesanggupannya.
Tak heran jika Rasulullah memiliki beberapa orang yang bisa disebut spion. Selain memata-matai pergerakan musuh, tugasnya mereka adalah memegang teguh daftar nama-nama orang munafik dan memata-matai mereka.
Itulah bukti bahwa Nabi sudah memikirkan betapa pentingnya intelijen. Prinsip intelijen yang dilakukan Nabi SAW adalah menggunakan informasi satu pintu. Dari para agen langsung kepada Rasul dan tidak membocorkan pada orang lain, termasuk kepada para shahabat, bahkan istrinya sendiri.
Berikut ini adalah para shahabat Nabi, yang pernah ditugaskan menjalankan operasi intelijen di jantung musuh:
Hufzaifah Ibnul Yaman, Intel Nabi
Dalam sejarah Islam tercatat nama Hudzaifah Ibnul Yaman sebagai salah satu agen intelijen atau spion andalan Rasulullah dalam menghadapi orang-orang kafir dan munafik yang ingin memerangi Islam dan kaum Muslimin.
Ibnul Yaman yang mendapat gelar Shahibu Sirri Rasulullah(Pemegang Rahasia Rasulullah) itu dinilai Rasulullah sebagai orang yang bisa dipercaya, mampu menjaga rahasia, memiliki ingatan yang kuat, cerdik dan cerdas dalam mengolah informasi. Ibnul Yaman juga dikenal sosok yang mudah bergaul yang memudahkannya untuk menjalankan operasi mata-mata.
….Rasulullah menugaskan Ibnul Yaman untuk memata-matai pasukan kafir Quraisy yang berkekuatan 10.000 ribu orang ….
Salah satu tugas penting yang diemban Ibnul Yaman adalah pada saat Perang Khandaq (Perang Parit). Ketika itu, Rasulullah menugaskan Ibnul Yaman untuk memata-matai pasukan kafir Quraisy dari Mekkah yang berkekuatan 10.000 ribu orang, ditambah bantuan kekuatan dari orang-orang Yahudi. Mereka berencana untuk menyerang kota Madinah yang hanya memiliki kekuatan 3.000 orang pasukan perang.
Untuk menghadapi pasukan Yahudi dan Quraisy di bawah pimpinan Abu Sufyan, Rasulullah menerapkan strategi bertahan dengan membuat parit di sekeliling kota Madinah. Pada suatu malam, Rasulullah mengutus Hudzaifah Ibnul Yaman untuk menyusup ke tengah pasukan lawan. Ketika Ibnul Yaman ditugaskan di tengah udara yang sangat dingin disertai angin kencang, Rasulullah pun berdoa untuk shahabatnya itu: ”Ya Allah! Lindungi dia, dari hadapan, belakang, kanan, kiri, atas, dan bawah.”
Mudah bagi Ibnu Yaman untuk berbaur ke dalam pasukan lawan, karena Hudzaifah memiliki darah suku bangsa di Mekkah sehingga tidak mudah dikenali sebagai orang asing. Di pihak pasukan lawan, ada kebiasaan yang dilakukan setiap rapat. Sebelum rapat, orang-orang yang hadir harus memastikan bahwa orang-orang di sekelilingnya adalah teman dengan menanyakan nama dan asal-usulnya untuk memastikan bahwa pertemuan mereka aman.
Agar penyamarannya tidak terbongkar, Hudzaifah selalu lebih dulu mencekal tangan orang di sebelahnya dan bertanya ”Siapa namamu? Dari mana asalmu?” Orang yang ditanya akan terkejut karena mengira posisi Hudzaifah pasti salah satu pimpinan tertinggi sehingga bertanya lebih dulu. Orang yang ditanya pun langsung menyebutkan nama serta asalnya. Hudzaifah pun selamat dan bisa mengikuti rapat serta mendapatkan informasi penting dari hasil rapat tersebut. Salah satunya, informasi bahwa pasukan Abu Sufyan akan mundur karena merasa pasukannya tidak akan memenangkan pertempuran melawan Rasulullah dan pasukannya di kota Madinah.
Sebenarnya, pada saat itu posisi duduk Hudzaifah sangat dekat dengan Abu Sufyan sehingga ia bisa saja menebas lehernya jika mau. Namun sebagai spionase dia harus tersamar dan tidak melakukan ha-hal mencurigakan musuh.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai mata-mata, Hudzaifah juga sangat hati-hati dan tidak bersikap yang bisa menimbulkan kecurigaan. Hudzaifah juga sangat kuat memegang teguh kepercayaan yang telah diberikan Rasulullah SAW kepadanya untuk memegang daftar orang-orang munafik. Bahkan ketika shahabat Rasulullah SAW, Umar bin Khatthab menanyakan perihal daftar nama itu, Hudzaifah menolak memberikannya.
…Dalam melaksanakan tugasnya sebagai mata-mata, Hudzaifah sangat hati-hati agar tidak menimbulkan kecurigaan. Ia sangat kuat memegang teguh kepercayaan yang telah diberikan Rasulullah SAW kepadanya….
Tugas lain yang diberikan oleh Rasulullah adalah memonitor orang-orang munafik yang tinggal dikota Madinah. Ketika itu kaum Muslimin menghadapi kesulitan besar dalam menghadapi kaum Yahudi munafik dan sekutunya yang selalu membuat isu-isu dan muslihat jahat terhadap Rasulullah dan para shahabat. Untuk menghadapi kesulitan ini, Rasulullah mempercayakan suatu yang sangat rahasia kepada Hudzaifah Ibnul Yaman Untuk memonitor setiap gerak-gerik dan kegiatan mereka, dengan target memberikan daftar nama orang munafik itu kepada Nabi Saw. Informasi tersebut diperlukan untuk mencegah bahaya yang mungkin dilontarkan musuh terhadap Islam dan kaum muslimin.
Daftar orang-orang munafik harus dihafal tidak boleh dicatat. Informasi ini tidak boleh jatuh ke tangan orang lain, agar tidak menimbulkan keresahan. Kepada orang munafik ini Rasulullah tidak mennyolatkannya jika meninggal.
Umar Bin Khatthab (saat itu sudah menjadi Khalifah) pernah meminta Hudzaifah membeberkan siapa saja orang munafik itu. Namun dengan kukuh dia menolaknya. Untuk mengetahui siapa orang-orang yang masuk daftar orang munafik itu, Umar hanya bisa menunggu dan mengamati jika ada rakyatnya yang meninggal. Kuncinya, jika Hudzaifah tidak menyolatkannya, itu berarti orang tersebut tergolong munafik. Begitulah kisah Hudzaifah Ibnul Yaman Spion penting di zaman pemerintahan Islam.
Abdullah bin Unis
Rasulullah juga pernah melakukan operasi intelijen dan misi rahasia ke pasukan musuh. Seorang shahabat Abdullah bin Unis dikirim Rasulullah menyusup masuk ke dalam pusat kekuatan musuh. Sasaran utama misi itu adalah Bani Lihyaan dari Kabilah Huzail yang dipimpin oleh panglima mereka, Khalid bin Sofyan Al-Hazaly.
Misi ini dilakukan karena umat Islam mendapatkan kabar bahwa Khalid bin Sofyan Al-Hazaly tengah berupaya mengadakan pemusatan kekuatan pasukan gabungan kaum kafir yang cukup besar di daerah Uranah untuk menyerang Islam. Karena itu, Rasulullah mengirim Abdullah bin Unis untuk melakukan misi pengintaian sekaligus penyelidikan untuk membenarkan kabar berita tersebut.
….Rasulullah mengirim Abdullah bin Unis untuk melakukan misi pengintaian sekaligus penyelidikan untuk membenarkan kabar berita tersebut.….
Abdullah kemudian berangkat dan melakukan menyamaran. Tak terduga, di tengah jalan, Abdullah bertemu Khalid yang ditemani beberapa wanita dan pasukannya. Khalid kemudian menyapa Abdullah, “Hai laki-laki, siapa gerangan Engkau?”
Jawab Abdullah, “Saya adalah laki-laki Arab juga. Saya mendengar bahwa engkau telah memusatkan kekuatan pasukan untuk menyerang Muhammad. Apakah benar demikian?” tanya Abdullah. Dan tanpa curiga, Khalid membenarkan rencananya itu.
Abdullah meminta diperbolehkan bergabung dan meminta diizinkan menemani Khalid. Tanpa curiga, Khalid mengizinkannya. Suatu kali, Abdullah mendapatkan Khalid sendirian dan terpisah dari pasukan utamanya. Abdullah tak menyia-nyiakan kesempatan emas itu, secepat kilat, Abdullah kemudian menyergap Khalid dan membunuh pemimpin kaum kafir itu dengan pedangnya. Peristiwa itu membuat kaum kafir gempar. Pasukan musyrikin geger dan urung menyerang umat Islam karena diketahui pemimpinnya telah tiada. Abdullah kemudian pulang ke Madinah setelah melakukan misi rahasianya.
Abdullah bin Jahsy Asady
Bulan Jumadil Akhir 1424, seorang shahabat bernama Abdullah bin Jahsy Asady, beserta dua belas shahabat dari kalangan Muhajirin diperintahkan Rasulullah berangkat untuk menjalankan sebuah operasi intelijen rahasia. Ikut dalam rombongan itu Sa’ad bin Abi Waqqash dan ’Utbah bin Ghazwan. Rasulullah SAW memberinya sebuah surat yang boleh dibaca jika perjalanan mereka sudah mencapai dua hari.
Setelah dua hari dalam perjalanan, sang komandan, Abdullah bin Jahsy kemudian membuka isi surat tersebut. Isinya, tak lain adalah sebuah perintah untuk memata-matai musuh: ”Berangkatlah menuju Nikhlah, antara Mekkah dan Tha’if. Intailah keadaan orang orang Quraisy di sana dan laporkan kepada kami keadaan mereka.” Selepas membaca surat itu, Abdullah bin Jahsy dan para rombongan kemudian berujar, ”Kutaati perintah ini!”
Kemudian diceritakanlah isi surat Rasulullah tersebut kepada para shahabatnya yang lain seraya berkata, ”Rasulullah telah melarang aku memaksa seorang pun dari kalian. Siapa yang ingin mati sebagai pahlawan syahid, marilah berjalan terus bersama aku, dan siapa yang tidak menyukai hal tersebut hendaklah dia pulang...!”
Saat melalukan pembebasan negeri Mekkah dari suku Quraisy, Nabi Muhammad –ketika itu berencana– akan mengerahkan 10.000 pasukan tentara Muslim. Untuk mempertahankan ‘serangan mendadak’ ini, Rasulullah kemudian melepaskan petugas intelijennya menuju Mekkah yang ditugaskan mengacaukan informasi pada musuh agar mereka tidak mengerti bila pasukan Islam yang berencana melakukan serangan mendadak itu jumlahnya banyak.
….Untuk kepentingan intelijen dan kerahasiaan militer, Nabi menyimpan rapat-rapat informasi jumlah pasukan ini bahkan kepada istri tercinta Aisyah atau pada shahabat kepercayaannya sendiri….
Untuk kepentingan intelijen dan kerahasiaan militer, Nabi Muhammad bahkan menyimpan rapat-rapat informasi jumlah pasukan ini bahkan kepada istri tercinta Aisyah atau pada shahabat kepercayaannya sendiri, Abu Bakar Ash-Shidiq.
Esoknya, dalam penyerangan mendadak itu kau kafir Quraisy benar-benar kelabakan dan kedodoran. Mereka tak menyangka di pagi hari buta itu, telah datang puluhan ribu orang dari pasukan Islam di kota Mekkah. Tanpa persiapan, mereka kemudian menyerah. Muhammad paham, orang Quraisy tak akan melakukan perlawanan. Sebab, di tangannya, Rasulullah telah menguasai informasi kekuatan musuh, situasi yang bakal terjadi, hingga informasi logistik, menyangkut keadaan jalan-jalan yang akan dilalui pasukan Islam dan kondisi mata air. Detil, rapi dan rahasia. Itulah strategi Muhammad dalam menjalankan perang dan intelijen.
Nu’aim bin Mas’ud Al-Ghathafany
Dalam misi intelijen Rasulullah juga pernah melakukan propaganda untuk memperlemah kekuatan musuhnya. Dalam kisah, pernah suatu ketika kekuatan musuh gabungan porak-poranda dan bercerai-berai akibat tidak adanya kekompakan di antara mereka akibat propaganda yang dilancarkan Nu’aim bin Mas’ud Al-Ghathafany, mantan musuh yang kemudian bergabung ke pasukan Islam. Nu’aim melakukan psycho war(perang urat syarat) dan propaganda yang membuat kekuatan musuh goyah dan bercerai-berai.
Rasulullah juga pernah melakukan tipuan yang kreatif untuk mengecoh lawan dalam peperangan. Suatu kali, ketika Rasulullah berencana akan berperang dengan kaum Quraisy. Di sebuah tempat, di Marru Dzahraan, tempat Rasulullah dan pasukannya bermarkas, beliau memerintahkan seluruh pasukannya menyalakan obor.
Nyala obor 10.000 orang pasukan Islam itu kemudian bercahaya ke seluruh penjuru kota hingga kaum Quraisy melihatnya dari kejauhan. Melihat cahaya api pasukan Islam, Abu Sofyan berkata, “Belum pernah saya melihat malam seperti terbakar ini dan belum pernah pula saya melihat ada pasukan seperti ini!” Cerita itu kemudian cepat tersebar dari mulut ke mulut hingga sampai ke para pemimpin kaum Quraisy dan pasukan kafir.
….Dalam misi intelijen Rasulullah juga pernah melakukan propaganda untuk memperlemah kekuatan musuhnya….
Akibat taktik itu, Rasulullah berhasil mengecoh lawan dengan mengesankan pasukan muslimin luar biasa banyaknya hingga membuat nyali pasukan musuh menjadi ciut. Sebagian kaum kafir bahkan berlarian memeluk Islam agar aman, sebagian lainnya tetap melawan meski sudah tak lagi memiliki keberanian akibat sudah kalah secara psikologis. Dan Rasulullah akhirnya mampu menguasai Mekkah tanpa ada perlawanan yang berarti.

Source : http://www.voa-islam.com/counter/intelligent/2011/02/18/13397/intelijen-nabi-mengobrakabrik-musuh-islam/

Ayat yang ku pelajari Maret 2011

“Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal (saleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam syurga)”. (QS. Saba ayat 37)



Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah ayat 261)
Balasan yang Allah janjikan bagi yang bersedekah sampai 700 kali lipat, bahkan Allah berjanji akan melipat gandakannya lagi bagi yang Allah kehendaki.


Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.(QS. Fathiir ayat 29-30)