Thursday, December 27, 2012

7 Pintu Terbesar yang Dimasuki Syetan

Pintu pertama

Ini adalah pintu terbesar yang akan dimasuki setan yaitu hasad (dengki) dan tamak. Jika seseorang begitu tamak pada sesuatu, ketamakan tersebut akan membutakan, membuat tuli dan menggelapkan cahaya kebenaran, sehingga orang seperti ini tidak lagi mengenal jalan masuknya setan. Begitu pula jika seseorang memiliki sifat hasad, setan akan menghias-hiasi sesuatu seolah-olah menjadi baik sehingga disukai oleh syahwat padahal hal tersebut adalah sesuatu yang mungkar.

Pintu kedua

Ini juga adalah pintu terbesar yaitu marah. Ketahuilah, marah dapat merusak akal. Jika akal lemah, pada saat ini tentara setan akan melakukan serangan dan mereka akan menertawakan manusia. Jika kondisi kita seperti ini, minta perlindunganlah pada Allah.

Pintu ketiga

Yaitu sangat suka menghias-hiasi tempat tinggal, pakaian dan segala perabot yang ada. Orang seperti ini sungguh akan sangat merugi karena umurnya hanya dihabiskan untuk tujuan ini.

Pintu keempat

Yaitu kenyang karena telah menyantap banyak makanan. Keadaan seperti ini akan menguatkan syahwat dan melemahkan untuk melakukan ketaatan pada Allah. Kerugian lainnya akan dia dapatkan di akhirat.

Pintu kelima

Yaitu tamak pada orang lain. Jika seseorang memiliki sifat seperti ini, maka dia akan berlebih-lebihan memuji orang tersebut padahal orang itu tidak memiliki sifat seperti yang ada pada pujiannya. Akhirnya, dia akan mencari muka di hadapannya, tidak mau memerintahkan orang yang disanjung tadi pada kebajikan dan tidak mau melarangnya dari kemungkaran.

Pinta keenam

Yaitu sifat selalu tergesa-gesa dan tidak mau bersabar untuk perlahan-lahan. Padahal terdapat sebuah hadits dari Anas, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Pintu ketujuh

Yaitu cinta harta. Sifat seperti ini akan membuat berusaha mencari harta bagaimana pun caranya. Sifat ini akan membuat seseorang menjadi bakhil (kikir), takut miskin dan tidak mau melakukan kewajiban yang berkaitan dengan harta.



Source : Halaman FP Strawberry ada banyak kata HIKMAH, RENUNGAN dan MOTIVASI

Friday, December 21, 2012

“Katakanlah: Berjalanlah di muka bumi!”

(Petikan dari buku “La Tahzan” karya DR. Aidh Al-Qarni)

Di antara perkara yang dapat melapangkan dada dan meleyapkan awan kesedihan dan kesusahan adalah berjalan menjelajah negeri dan membaca “buku penciptaan” yang terbuka lebar ini untuk menyaksikan bagaiman pena-pena kekuasaan menuliskan tanda-tanda keindahan di atas lembaran-lembaran kehidupan. Betapa tidak, karena anda akan banyak menyaksikan taman, kebun, sawah dan bukit-bukit hijau yang indah mempesona.
Keluarlah dari rumah, lalu perhatikan apa yang ada di sekitar Anda, di depan mata anda, dan di belakang Anda! Dakilah gunung-gunung, jamalah tanah di lembah-lembah, panjatlah batang-batang pepohonan, reguklah air yang jernih, dan ciumkan hidungmu di atas bunga mawar! Pada saat-saat yang demikian itu, Anda akan menemukan jiwa Anda benar-benar merdeka dan bebas seperti burung yang berkicau melafalkan tasbih di angkasa kebahagiaan. Keluarlah dari rumah Anda, tutup kedua mata Anda dengan kain hitam, kemudian berjalanlah di bumi Allah yang sangat luas ini dengan senantiasa berdzikir dan bertasbih.

Marilah sekali-kali kita membaca Al-Qur’an di tepi-tepi sungai, di pinggiran hutan yang rimbun, di antara burung-burung yang sedang berkicau membaca untaian puisi cinta, atau di depan gemericik aliran air sungai yang sedang mengisahkan perjalanannya dari hulu ke hilir. Marilah sesekali kita berjalan menjelajah pelosok negeri untuk mencari ketenangan, bergembira, berpikir, dan sekaligus menghayati ciptaan Allah yang sangat luas ini.
(Dan, mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):”Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau”)
(Al Quran surat Ali Imran: 191)

Ya Allah Ridhai lah perjalan kami,,,

Tuesday, December 18, 2012

RESIKO MEMAAFKAN

Memaafkan itu indah
Memaafkan itu sedekah
Memaafkan itu mengundang Maghfirah-Nya

Memaafkan itu mengundang Rahmah-Nya
Memaafkan itu nikmat
Memaafkan itu lezat
Memaafkan itu melapangkan perasaan
Memaafkan itu melapangkan kesusahanMemaafkan itu membuka pintu-pintu cinta
Memaafkan itu membuka pintu-pintu dunia
Memaafkan itu membuka pintu-pintu bahagia
Memaafkan itu membuka pintu-pintu surgaMemaafkan itu melepaskan masalah
Memaafkan itu melepaskan rasa susah
Memaafkan itu melepaskan rasa serba salah
Memaafkan itu melepaskan berbagai rasa resah

Memaafkan itu melancarkan pernapasan
Memaafkan itu melancarkan hubungan
Memaafkan itu menambah ketampanan
Memaafkan itu menambah kejelitaan

Memaafkan itu mengikhlaskan
Memaafkan itu menyehatkan
Memaafkan itu mendewasakan
Memaafkan itu mencerdaskan

Memaafkan itu membersihkan diri
Memaafkan itu mengundang rejeki
Memaafkan itu menenangkan hati
Memaafkan itu mengundang ridho Ilahi

Dengan demikian,
jangan lagi kita mengatakan :
“Huh,enak banget dong kalau dia gue maapin, enek di die gak enak di gue…”
Lho?
Astaghfirullaahal’azhiim…

Wallahu a’lam


Source : Dari halaman FB Kembang Anggrek

Kutipan2 kata Mutiara dari tetangga Sebelah (Desember 2012)

SYUKURI dan JALANI episode apapun yang Allah takdirkan, jangan ribet oleh keinginan, dijamin Allah akan berikan yang terbaik. (Aa Gym)



Andaikan kamu berbuat dosa sehingga dosamu mencapai langit, kemudian kalian bertaubat niscaya Allah memberi ampunan kpdmu. (HR. Ibnu majah)


Seorang Ibu rumah tangga, tugas yang ia tekuni selama 24 jam, tidak dibayar (gratis), tidak ada waktu istirahat (libur), terkadang atau sering tidak dihargai dan sampai sekarang mustahil ada seorang ibu yang mengundurkan diri..



Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah memiliki seratus rahmat. Dari seratus rahmat tersebut, hanya satu yang diturunkan Allah kepada jin, manusia, hewan jinak, dan buas. Dengan rahmat tersebut, mereka saling mengasihi dan menyayangi, dan dengan rahmat itu pula, binatang buas dapat menyayangi anaknya. Adapun sembilan puluh sembilan rahmat Allah yang lain, maka hal itu ditangguhkan Allah. Karena Allah hanya akan memberikannya kepada para hamba-Nya yang shaleh pada hari kiamat kelak.” (HR. Muslim)