Sunday, November 14, 2010

ahli syair, Abu al-Muzjaffar

Darah kami bercampur air mata yang tercucur,
Tidak ada lagi bagian tubuh yang tak terbalut luka,
Senjata yang paling rapuh adalah air mata yang berde rai,
Ketika perang semakin memanas dengan pedang yang saling beradu,
Alangkah malangnya putera-putera Islam,
Disaat sekain bahaya besar mengancam anak keturunanmu,
Bagaimana mungkin mata ini bisa tidur lelap,
Ketika di dera berbagai penderitaan,
yang membangunkan setiap orang tidur,
Saudara-saudara mu di Syam ,
Tidur diatas bantalan pembantaian atau ,
Di dalam perut binatang-binatang buas,
Tentara Salib telah membuat mereka terhina,
Sementara engkau terus bergelimang nikmat,
Dan hanya bersikap pasrah,




Source : http://www.eramuslim.com/editorial/robohnya-ruh-islam-kami.htm

No comments:

Post a Comment