suatu hari pak tani dan istrinya berangkat ke kota guna menjual hasil pertaniannya. karena jarak yang ditempuh cukup jauh, maka mereka terpaksa meninggalkan anak bayinya yang masih berumur satu bulan bersama seekor kucing. kucing itu adalah binatang kepercayaan mereka yang telah sekian tahun mereka pelihara dengan baik dan penuh kasih sayang. saat hasil pertaniannya telah habis terjual, sore harinya mereka bergegas pulang. sesampainya di teras rumah, mereka disambut oleh kucingnya yang mengeong tidak seperti biasanya. pak tani dan istrinya terkejut saling pandang dan dengan serta merta berfikir negatif pada perilaku aneh si kucing, apalagi setelah mereka melihat darah segar di moncong mulut kucing dan cakarnya, mereka berpikir bahwa darah itu adalah darah bayinya. tanpa berpikir panjang, mereka pun memukuli kucing kesayangan mereka sampai mati. puas memukuli kucingnya, mereka berlari kedalam kamar untuk mengetahui keadaan bayinya. alangkah kagetnya mereka melihat bayi mereka yang masih dalam keadaan tertidur pulas sebagaimana waktu mereka meninggalkannya. hal yang lebih mengejutkan lagi, ternyata di bawah tempat tidur si bayi terdapat seekor ular yang mati dengan sekujur tubuh terburai dengan cakaran-cakaran yang tak lain adalah cakaran dan gigitan kucing mereka. melihat kejadian itu pak tani menyadari bahwa darah yang ada di moncong si kucing bukanlah darah bayinya melainkan darah dari ular yang mati dengan gigitan dan cakaran kucing, ternyata si kucing telah menyelamatkan si bayi dari intaian ular.
demikianlah gambaran perilaku kita, sering kali kita memutuskan sesuatu tanpa mencari tau dahulu data dan fakta yang sebenarnya, sehingga tidak sedikit diantara kita yang berbuat zalim kepada orang lain. padahal oarang tersebut belum tentu bersalah, bahkan boleh jadi justru ia yang menolong kita.
Ferison dalam buku PROBLEM IS BEATIFUL
No comments:
Post a Comment