Hikmah siang: Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memegang kedua pundakku dan bersabda: "Hiduplah di dunia ini seakan-akan engkau orang asing atau orang yang sedang lewat." Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Jika engkau memasuki waktu sore, maka janganlah menunggu pagi; dan jika engkau memasuki waktu pagi, janganlah menunggu waktu sore; ambillah kesempatan dari masa sehatmu untuk masa sakitmu dan dari masa hidupmu untuk matimu." (HR Bukhari)
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku pernah di belakang Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada suatu hari dan beliau bersabda: "Wahai anak muda, peliharalah (ajaran) Allah, niscaya Dia akan memelihara engkau dan peliharalah (ajaran) Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Allah dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah." (HR Tirmidzi). Ia berkata: Hadits ini shahih.
Ammar berkata, "Ada tiga perkara yang barangsiapa yang dapat mengumpulkan ketiga hal itu dalam dirinya, maka ia telah dapat mengumpulkan keimanan secara sempurna. Yaitu:
1. Memperlakukan orang lain sebagaimana engkau suka dirimu diperlakukan oleh orang lain,
2. Memberi salam terhadap setiap orang (yang engkau kenal maupun yang tidak engkau kenal), dan
3. Mengeluarkan infak di jalan Allah, meskipun hanya sedikit."
(HR. Bukhari)
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya (kekuasaan-Nya), salah seorang di antara kamu tidak beriman sehingga saya (Rasulullah saw) lebih dicintai olehnya daripada orang tua dan anaknya." (HR. Bukhari)
Tiada seorang berdo'a kepada Allah dengan suatu do'a, kecuali dikabulkanNya, dan dia memperoleh salah satu dari 3 hal, yaitu:
1. Dipercepat terkabulnya baginya di dunia,
2. Disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau
3. Diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa.
(HR. Ath-Thabrani)
Sesungguhnya jika Allah Ta'ala menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka dia dikaryakan-Nya. Para sahabat lalu bertanya tentang sabda Nabi Saw tersebut, "Bagaimana dikaryakan-Nya itu, ya Rasulullah?" Nabi Saw menjawab, "Diberinya taufiq untuk beramal sholeh sebelum wafatnya." (Mashabih Assunnah).
Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik itu?" Nabi Saw menjawab, "Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya." Dia bertanya lagi, "Dan yang bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?" Nabi Saw menjawab, "Adalah orang yang panjang usianya dan jelek amal perbuatannya." (HR. Ath-Thabrani dan Abu Na'im)
Rasulullah Saw bersabda: “Bergaullah dengan orang yang apabila engkau memandangnya, dia akan mengingatkanmu kepada Allah, sedangkan perkataannya dapat menambah ilmumu, dan perbuatannya akan membantumu cenderung beramal untuk akhirat.” (Hadits)
Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak memandang postur tubuhmu dan tidak pula pada kedudukan maupun harta kekayaanmu, tetapi Allah memandang pada hatimu. Barangsiapa memiliki hati yang shaleh maka Allah menyukainya. Bani Adam yang paling dicintai Allah ialah yang paling bertakwa. (HR. Ath-Thabrani dan Muslim).
Ikhlas adalah buah dari ilmu dan amal.
Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah maka Allah akan menyempurnakan hubungannya dengan manusia. Barangsiapa memperbaiki apa yang dirahasiakannya maka Allah akan memperbaiki apa yang dilahirkannya (terang-terangan). (HR. Al Hakim)
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar-Ra'd 13 : 28)
Monday, January 31, 2011
Wednesday, January 26, 2011
Kedewasaan dan Kematangan
'Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati.
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan dan hanya kepada Kamilah kamu kembali.' (QS. al-Anbiyaa :35).
Di dalam hidup kita akan senantiasa melewati cobaan dan ujian yang akan menempa mentalitas kita
agar kita menjadi matang dan dewasa dari sebelumnya. Tempaan itu dalam berbagai bentuk dan wujud sesuai dengan
kadar dan kondisi masing-masing diri kita.
Ketika kita dulu masih bayi senantiasa mendapatkan apa yang kita inginkan kemudian disapih,
bisa jalan sendiri dan bisa berpikir sendiri, mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Setiap perbuatan selalu memiliki konsekwensi yang harus kita pertanggungjawaban. Itulah yang disebut dengan kedewasaan diri.
Kedewasaan ditentukan oleh kematangan emosial diri kita namun lingkungan dimana kita berada juga mempengaruhinya.
Semua yang kita lihat, kita rasakan berpengaruh dalam penbentukan kedewasaan diri kita.
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pendewasaan diri kita adalah ujian, cobaan, musibah, kesedihan dan penderitaan.
Jika kita ditimpa dengan cobaan, ujian, musibah, kesedihan dan penderitaan yang begitu berat akan mampu merubah diri kita.
Kita dihadapkan kepada beban yang begitu berat sanggup atau tidak, suka atau tidak suka kita harus
menyelesaikan semua masalah yang kita hadapi. Kita harus mampu memetik pelajaran dari setiap masalah yang hadir
dalam hidup kita. Kita belajar untuk menerima keadaan, belajar bersabar, belajar menyelesaikan masalah yang menjadikan kita
lebih dewasa dalam hidup ini
Ketika kita menangis, bersedih, mengomel, menyalahkan keadaan itu bertanda kita belum dewasa namun begitu kita
mampu menyelesaikan setiap masalah yang kita hadapi dengan baik maka kita semakin lebih dewasa. Jadi sambutanlah
setiap masalah, cobaan, penderitaan dengan penuh suka cita sebab telah hadir anugerah Allah Subhanahu Wa Ta'ala
yang mendewasakan diri kita. Sebagaimana Firman Allah,
'Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap harta dan dirimu. Dan juga kamu sungguh-sungguh akan mendengar
dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah,
gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu
termasuk urusan yang patut diutamakan.' (QS. ali-Imran : 186).
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan dan hanya kepada Kamilah kamu kembali.' (QS. al-Anbiyaa :35).
Di dalam hidup kita akan senantiasa melewati cobaan dan ujian yang akan menempa mentalitas kita
agar kita menjadi matang dan dewasa dari sebelumnya. Tempaan itu dalam berbagai bentuk dan wujud sesuai dengan
kadar dan kondisi masing-masing diri kita.
Ketika kita dulu masih bayi senantiasa mendapatkan apa yang kita inginkan kemudian disapih,
bisa jalan sendiri dan bisa berpikir sendiri, mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Setiap perbuatan selalu memiliki konsekwensi yang harus kita pertanggungjawaban. Itulah yang disebut dengan kedewasaan diri.
Kedewasaan ditentukan oleh kematangan emosial diri kita namun lingkungan dimana kita berada juga mempengaruhinya.
Semua yang kita lihat, kita rasakan berpengaruh dalam penbentukan kedewasaan diri kita.
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pendewasaan diri kita adalah ujian, cobaan, musibah, kesedihan dan penderitaan.
Jika kita ditimpa dengan cobaan, ujian, musibah, kesedihan dan penderitaan yang begitu berat akan mampu merubah diri kita.
Kita dihadapkan kepada beban yang begitu berat sanggup atau tidak, suka atau tidak suka kita harus
menyelesaikan semua masalah yang kita hadapi. Kita harus mampu memetik pelajaran dari setiap masalah yang hadir
dalam hidup kita. Kita belajar untuk menerima keadaan, belajar bersabar, belajar menyelesaikan masalah yang menjadikan kita
lebih dewasa dalam hidup ini
Ketika kita menangis, bersedih, mengomel, menyalahkan keadaan itu bertanda kita belum dewasa namun begitu kita
mampu menyelesaikan setiap masalah yang kita hadapi dengan baik maka kita semakin lebih dewasa. Jadi sambutanlah
setiap masalah, cobaan, penderitaan dengan penuh suka cita sebab telah hadir anugerah Allah Subhanahu Wa Ta'ala
yang mendewasakan diri kita. Sebagaimana Firman Allah,
'Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap harta dan dirimu. Dan juga kamu sungguh-sungguh akan mendengar
dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah,
gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu
termasuk urusan yang patut diutamakan.' (QS. ali-Imran : 186).
Monday, January 24, 2011
~* PeSan HIDUP dari BOCAH peNjUaL KORAN.....SUBHANALLAH...*~
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh........
Bismillahirrohmanirrohim.......( Kisah yg menyentuh hati s'moga bermanfaat....:)
Dari tadi pagi hujan mengguyur kota tanpa henti, udara yang biasanya sangat panas, hari ini terasa sangat dingin. Di jalanan hanya sesekali mobil yang lewat, hari ini hari libur membuat orang kota malas untuk keluar rumah.
Di perempatan jalan, Umar, seorang anak kecil berlari-lari menghampiri mobil yang berhenti di lampu merah, dia membiarkan tubuhnya terguyur air hujan, hanya saja dia begitu erat melindungi koran dagangannya dengan lembaran plastik.
“Korannya Bu !”seru Umar berusaha mengalahkan suara air hujan.
Dari balik kaca mobil si ibu menatap dengan kasihan, dalam hatinya dia merenung anak sekecil ini harus berhujan-hujan untuk menjual koran. Dikeluarkannya satu lembar dua puluh ribuan dari lipatan dompet dan membuka sedikit kaca mobil untuk mengulurkan lembaran uang.
“Mau koran yang mana bu?, tanya Umar dengan riang.
”Nggak usah, ini buat kamu makan, kalau koran tadi pagi aku juga sudah baca”, jawab si ibu.
Si Umar kecil itu tampak terpaku, lalu diulurkan kembali uang dua puluh ribu yang dia terima, ”Terima kasih bu, saya menjual koran, kalau ibu mau beli koran silakan, tetapi kalau ibu memberikan secara cuma-cuma, mohon maaf saya tidak bisa menerimanya”, Umar berkata dengan muka penuh ketulusan.
Dengan geram si ibu menerima kembali pemberiannya, raut mukanya tampak kesal, dengan cepat dinaikkannya kaca mobil. Dari dalam mobil dia menggerutu ”Udah miskin sombong!”. Kakinya menginjak pedal gas karena lampu menunjukkan warna hijau. Meninggalkan Umar yang termenung penuh tanda tanya.Umar berlari lagi ke pinggir, dia mencoba merapatkan tubuhnya dengan dinding ruko tempatnya berteduh.Tangan kecilnya sesekali mengusap muka untuk menghilangkan butir-butir air yang masih menempel. Sambil termenung dia menatap nanar rintik-rintik hujan di depannya, ”Ya Tuhan, hari ini belum satupun koranku yang laku”, gumamnya lemah.
Hari beranjak sore namun hujan belum juga reda, Umar masih saja duduk berteduh di emperan ruko, sesekali tampak tangannya memegangi perut yang sudah mulai lapar.Tiba-tiba didepannya sebuah mobil berhenti, seorang bapak dengan bersungut-sungut turun dari mobil menuju tempat sampah,”Tukang gorengan sialan, minyak kaya gini bisa bikin batuk”, dengan penuh kebencian dicampakkannya satu plastik gorengan ke dalam tong sampah, dan beranjak kembali masuk ke mobil. Umar dengan langkah cepat menghampiri laki-laki yang ada di mobil. ”Mohon maaf pak, bolehkah saya mengambil makanan yang baru saja bapak buang untuk saya makan”, pinta Umar dengan penuh harap. Pria itu tertegun, luar biasa anak kecil di depannya. Harusnya dia bisa saja mengambilnya dari tong sampah tanpa harus meminta ijin. Muncul perasaan belas kasihan dari dalam hatinya.
“Nak, bapak bisa membelikan kamu makanan yang baru, kalau kamu mau”
”Terima kasih pak, satu kantong gorengan itu rasanya sudah cukup bagi saya, boleh khan pak?, tanya Umar sekali lagi.”Bbbbbooolehh”, jawab pria tersebut dengan tertegun. Umar berlari riang menuju tong sampah, dengan wajah sangat bahagia dia mulai makan gorengan, sesekali dia tersenyum melihat laki-laki yang dari tadi masih memandanginya.
Dari dalam mobil sang bapak memandangi terus Umar yang sedang makan. Dengan perasaan berkecamuk di dekatinya Umar.
”Nak, bolehkah bapak bertanya, kenapa kamu harus meminta ijinku untuk mengambil makanan yang sudah aku buang?, dengan lembut pria itu bertanya dan menatap wajah anak kecil di depannya dengan penuh perasaan kasihan.”Karena saya melihat bapak yang membuangnya, saya akan merasakan enaknya makanan halal ini kalau saya bisa meminta ijin kepada pemiliknya, meskipun buat bapak mungkin sudah tidak berharga, tapi bagi saya makanan ini sangat berharga, dan saya pantas untuk meminta ijin memakannya ”, jawab si anak sambil membersihkan bibirnya dari sisa minyak goreng.
Pria itu sejenak terdiam, dalam batinnya berkata, anak ini sangat luar biasa. ”Satu lagi nak, aku kasihan melihatmu, aku lihat kamu basah dan kedinginan, aku ingin membelikanmu makanan lain yang lebih layak, tetapi mengapa kamu menolaknya”.Si anak kecil tersenyum dengan manis,
”Maaf pak, bukan maksud saya menolak rejeki dari Bapak. Buat saya makan sekantong gorengan hari ini sudah lebih dari cukup. Kalau saya mencampakkan gorengan ini dan menerima tawaran makanan yang lain yang menurut Bapak lebih layak, maka sekantong gorengan itu menjadi mubazir, basah oleh air hujan dan hanya akan jadi makanan tikus.”
”Tapi bukankah kamu mensia-siakan peluang untuk mendapatkan yang lebih baik dan lebih nikmat dengan makan di restoran di mana aku yang akan mentraktirnya”, ujar sang laki-laki dengan nada agak tinggi karena merasa anak di depannya berfikir keliru.
Umar menatap wajah laki-laki didepannya dengan tatapan yang sangat teduh,”Bapak!, saya sudah sangat bersyukur atas berkah sekantong gorengan hari ini. Saya lapar dan bapak mengijinkan saya memakannya”, Umar memperbaiki posisi duduknya dan berkata kembali, ”Dan saya merasa berbahagia, bukankah bahagia adalah bersyukur dan merasa cukup atas anugerah hari ini, bukan menikmati sesuatu yang nikmat dan hebat hari ini tetapi menimbulkan keinginan dan kedahagaan untuk mendapatkannya kembali di kemudian hari.”Umar berhenti berbicara sebentar, lalu diciumnya tangan laki-laki di depannya untuk berpamitan.Dengan suara lirih dan tulus Umar melanjutkan kembali,”Kalau hari ini saya makan di restoran dan menikmati kelezatannya dan keesokan harinya saya menginginkannya kembali sementara bapak tidak lagi mentraktir saya, maka saya sangat khawatir apakah saya masih bisa merasakan kebahagiaannya”.
Pria tersebut masih saja terpana, dia mengamati anak kecil di depannya yang sedang sibuk merapikan koran dan kemudian berpamitan pergi.”Ternyata bukan dia yang harus dikasihani, Harusnya aku yang layak dikasihani, karena aku jarang bisa berdamai dengan hari ini”.
Teman ~ teman mariLah kita sama2 berkaCa pada sang anak waLaU pun sediKit ia masih mampu meNOLak pemberian yg lebih banyak bersyukurLah dgn apa yg kita miLiki sekarang karna kita sbg maNusia tdK akn pernah merasa pUas tapi, tapi jgn Lupa sesUatu yg sediKit itu bisa memberi kita kepUasan asaLkan kita memperOLeh nya dgn cara yg haLaL.....
sumber : http://www.facebook.com/notes/nhana-razak-sayidina/-pesan-hidup-dari-bocah-penjual-koransubhanallah/189914901020130
Dari tadi pagi hujan mengguyur kota tanpa henti, udara yang biasanya sangat panas, hari ini terasa sangat dingin. Di jalanan hanya sesekali mobil yang lewat, hari ini hari libur membuat orang kota malas untuk keluar rumah.
Di perempatan jalan, Umar, seorang anak kecil berlari-lari menghampiri mobil yang berhenti di lampu merah, dia membiarkan tubuhnya terguyur air hujan, hanya saja dia begitu erat melindungi koran dagangannya dengan lembaran plastik.
“Korannya Bu !”seru Umar berusaha mengalahkan suara air hujan.
Dari balik kaca mobil si ibu menatap dengan kasihan, dalam hatinya dia merenung anak sekecil ini harus berhujan-hujan untuk menjual koran. Dikeluarkannya satu lembar dua puluh ribuan dari lipatan dompet dan membuka sedikit kaca mobil untuk mengulurkan lembaran uang.
“Mau koran yang mana bu?, tanya Umar dengan riang.
”Nggak usah, ini buat kamu makan, kalau koran tadi pagi aku juga sudah baca”, jawab si ibu.
Si Umar kecil itu tampak terpaku, lalu diulurkan kembali uang dua puluh ribu yang dia terima, ”Terima kasih bu, saya menjual koran, kalau ibu mau beli koran silakan, tetapi kalau ibu memberikan secara cuma-cuma, mohon maaf saya tidak bisa menerimanya”, Umar berkata dengan muka penuh ketulusan.
Dengan geram si ibu menerima kembali pemberiannya, raut mukanya tampak kesal, dengan cepat dinaikkannya kaca mobil. Dari dalam mobil dia menggerutu ”Udah miskin sombong!”. Kakinya menginjak pedal gas karena lampu menunjukkan warna hijau. Meninggalkan Umar yang termenung penuh tanda tanya.Umar berlari lagi ke pinggir, dia mencoba merapatkan tubuhnya dengan dinding ruko tempatnya berteduh.Tangan kecilnya sesekali mengusap muka untuk menghilangkan butir-butir air yang masih menempel. Sambil termenung dia menatap nanar rintik-rintik hujan di depannya, ”Ya Tuhan, hari ini belum satupun koranku yang laku”, gumamnya lemah.
Hari beranjak sore namun hujan belum juga reda, Umar masih saja duduk berteduh di emperan ruko, sesekali tampak tangannya memegangi perut yang sudah mulai lapar.Tiba-tiba didepannya sebuah mobil berhenti, seorang bapak dengan bersungut-sungut turun dari mobil menuju tempat sampah,”Tukang gorengan sialan, minyak kaya gini bisa bikin batuk”, dengan penuh kebencian dicampakkannya satu plastik gorengan ke dalam tong sampah, dan beranjak kembali masuk ke mobil. Umar dengan langkah cepat menghampiri laki-laki yang ada di mobil. ”Mohon maaf pak, bolehkah saya mengambil makanan yang baru saja bapak buang untuk saya makan”, pinta Umar dengan penuh harap. Pria itu tertegun, luar biasa anak kecil di depannya. Harusnya dia bisa saja mengambilnya dari tong sampah tanpa harus meminta ijin. Muncul perasaan belas kasihan dari dalam hatinya.
“Nak, bapak bisa membelikan kamu makanan yang baru, kalau kamu mau”
”Terima kasih pak, satu kantong gorengan itu rasanya sudah cukup bagi saya, boleh khan pak?, tanya Umar sekali lagi.”Bbbbbooolehh”, jawab pria tersebut dengan tertegun. Umar berlari riang menuju tong sampah, dengan wajah sangat bahagia dia mulai makan gorengan, sesekali dia tersenyum melihat laki-laki yang dari tadi masih memandanginya.
Dari dalam mobil sang bapak memandangi terus Umar yang sedang makan. Dengan perasaan berkecamuk di dekatinya Umar.
”Nak, bolehkah bapak bertanya, kenapa kamu harus meminta ijinku untuk mengambil makanan yang sudah aku buang?, dengan lembut pria itu bertanya dan menatap wajah anak kecil di depannya dengan penuh perasaan kasihan.”Karena saya melihat bapak yang membuangnya, saya akan merasakan enaknya makanan halal ini kalau saya bisa meminta ijin kepada pemiliknya, meskipun buat bapak mungkin sudah tidak berharga, tapi bagi saya makanan ini sangat berharga, dan saya pantas untuk meminta ijin memakannya ”, jawab si anak sambil membersihkan bibirnya dari sisa minyak goreng.
Pria itu sejenak terdiam, dalam batinnya berkata, anak ini sangat luar biasa. ”Satu lagi nak, aku kasihan melihatmu, aku lihat kamu basah dan kedinginan, aku ingin membelikanmu makanan lain yang lebih layak, tetapi mengapa kamu menolaknya”.Si anak kecil tersenyum dengan manis,
”Maaf pak, bukan maksud saya menolak rejeki dari Bapak. Buat saya makan sekantong gorengan hari ini sudah lebih dari cukup. Kalau saya mencampakkan gorengan ini dan menerima tawaran makanan yang lain yang menurut Bapak lebih layak, maka sekantong gorengan itu menjadi mubazir, basah oleh air hujan dan hanya akan jadi makanan tikus.”
”Tapi bukankah kamu mensia-siakan peluang untuk mendapatkan yang lebih baik dan lebih nikmat dengan makan di restoran di mana aku yang akan mentraktirnya”, ujar sang laki-laki dengan nada agak tinggi karena merasa anak di depannya berfikir keliru.
Umar menatap wajah laki-laki didepannya dengan tatapan yang sangat teduh,”Bapak!, saya sudah sangat bersyukur atas berkah sekantong gorengan hari ini. Saya lapar dan bapak mengijinkan saya memakannya”, Umar memperbaiki posisi duduknya dan berkata kembali, ”Dan saya merasa berbahagia, bukankah bahagia adalah bersyukur dan merasa cukup atas anugerah hari ini, bukan menikmati sesuatu yang nikmat dan hebat hari ini tetapi menimbulkan keinginan dan kedahagaan untuk mendapatkannya kembali di kemudian hari.”Umar berhenti berbicara sebentar, lalu diciumnya tangan laki-laki di depannya untuk berpamitan.Dengan suara lirih dan tulus Umar melanjutkan kembali,”Kalau hari ini saya makan di restoran dan menikmati kelezatannya dan keesokan harinya saya menginginkannya kembali sementara bapak tidak lagi mentraktir saya, maka saya sangat khawatir apakah saya masih bisa merasakan kebahagiaannya”.
Pria tersebut masih saja terpana, dia mengamati anak kecil di depannya yang sedang sibuk merapikan koran dan kemudian berpamitan pergi.”Ternyata bukan dia yang harus dikasihani, Harusnya aku yang layak dikasihani, karena aku jarang bisa berdamai dengan hari ini”.
Teman ~ teman mariLah kita sama2 berkaCa pada sang anak waLaU pun sediKit ia masih mampu meNOLak pemberian yg lebih banyak bersyukurLah dgn apa yg kita miLiki sekarang karna kita sbg maNusia tdK akn pernah merasa pUas tapi, tapi jgn Lupa sesUatu yg sediKit itu bisa memberi kita kepUasan asaLkan kita memperOLeh nya dgn cara yg haLaL.....
sumber : http://www.facebook.com/notes/nhana-razak-sayidina/-pesan-hidup-dari-bocah-penjual-koransubhanallah/189914901020130
Monday, January 17, 2011
Ayat Januari 2011
“Dan janganlah merasa hina dan janganlah kamu bersedih padahal kalianlah yang paling tinggi jika kalian beriman.” (QS. Ali Imran ayat 139). Kemuliaan manusia seiring tingkat keimanannya, maka kita tingkatkan keimanan kita.
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. (QS. Ali Imran ayat 133 – 134)
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu…” (QS. Al Maidah ayat 3). Saat-saat yang mengharukan bagi Abu Bakar ra. setelah mendengar ayat terakhir ini, karena saat berpisah dengan Rasul tercinta tidak akan lama lagi, sedih berpisah dengan orang yang sangat dicintai melebihi dirinya dan keluarganya. Mari kita suburkan kembali cinta kita kepada Rasulullah saw
Rasulullah bersabda, "Yg aku khawatirkan pada umatku bukan ujian musibah tetapi ujian nikmat". Terbukti banyak yg lulus dari tantangan tetapi jarang lulus dari godaan (QS.39;8). Lagi susah, idealis sekali tetapi sukses berubah. Mulia saat susah,hina saat sukses. "Manusia cendrung angkuh saat dirinya dicukupi"(QS.96;6-7). Karena itu saat susah, ingatlah... nabi Ayyub dg ksabarn yg hebat & saat sukses ingatlah nabi Sulaiman dg sifat syukur & rendah hatinya
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. (QS. Ali Imran ayat 133 – 134)
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu…” (QS. Al Maidah ayat 3). Saat-saat yang mengharukan bagi Abu Bakar ra. setelah mendengar ayat terakhir ini, karena saat berpisah dengan Rasul tercinta tidak akan lama lagi, sedih berpisah dengan orang yang sangat dicintai melebihi dirinya dan keluarganya. Mari kita suburkan kembali cinta kita kepada Rasulullah saw
Rasulullah bersabda, "Yg aku khawatirkan pada umatku bukan ujian musibah tetapi ujian nikmat". Terbukti banyak yg lulus dari tantangan tetapi jarang lulus dari godaan (QS.39;8). Lagi susah, idealis sekali tetapi sukses berubah. Mulia saat susah,hina saat sukses. "Manusia cendrung angkuh saat dirinya dicukupi"(QS.96;6-7). Karena itu saat susah, ingatlah... nabi Ayyub dg ksabarn yg hebat & saat sukses ingatlah nabi Sulaiman dg sifat syukur & rendah hatinya
Thursday, January 06, 2011
Doa Januari 2011
Allahu Rabbi..bantu aku untuk belajar mencintai,mengerti & menerima dia apa adanya. Berikan aku kesabaran & kesungguhan untuk memenangkan hatinya. Bimbinglah dia agar dirinya juga mencintai, mengerti & menerima aku dengan segala kelebihan & kekurangan diriku sebagaimana Engkau telah ciptakan. Yakinkan hatinya bahwa aku ikhlas & rela berkolaborasi dalam suka & duka dengan dirinya..Amiin..
Kutipan Dari Forum Teman Januari 2011
Cintaku, Cintamu dan Cinta Kita;ka pasangan sejoli selalu lupa segalanya, padahal apapun yg dilakukan selalu diawasi-NYA, sampai mereka menggunakan konstrasepsi tuk membebaskan perbuatannya ataupun bila hamil dipilih tuk digugurkan demi cinta mereka. Begitu juga cinta orang tua kpd anak & sebaliknya, karena cintanya kpd orang tuanya, seorang anak disuruh orangtuanya dgn ketaatan buta tuk berbakti kpdnya....Tapi ada aturan yang mengikat yang tidak boleh dilanggarnya untuk rasa cinta dan mencintai ini. Manusia boleh mencintai mahluk yang lainnya hanya dalam rangka pengaplikasian rasa cintanya kepada Kholiknya bukan pemenuhan nafsu belaka. Rasa cinta tersebutpun tak boleh mempunyai level yang sama seperti cintanya kepada sang Pencipta apalagi melebihinya ini yg buat celaka diri.(QS;3:14).
Cintaku, Cintamu dan Cinta Kita;padahal sang Kuasa adalah BOS dr BOSnya. Ini menjadi jelas bahwa cinta dia kpd Kholiknya telah kalah pada cinta kpd pekerjaanya, krn takut kehilangan mata pencaharian baginya padahal rezeki ditanggung oleh sang Kuasa bukan oleh BOSnya. Pada level inilah pekerjaannya sudah menjadi sesembahan bagi dirinya sehingga menggugurkan Islamnya karna cinta kpd Kholiknya terkalahkannya (QS;9:24)
Cintaku, Cintamu dan Cinta Kita;padahal sang Kuasa adalah BOS dr BOSnya. Ini menjadi jelas bahwa cinta dia kpd Kholiknya telah kalah pada cinta kpd pekerjaanya, krn takut kehilangan mata pencaharian baginya padahal rezeki ditanggung oleh sang Kuasa bukan oleh BOSnya. Pada level inilah pekerjaannya sudah menjadi sesembahan bagi dirinya sehingga menggugurkan Islamnya karna cinta kpd Kholiknya terkalahkannya (QS;9:24)
Tatkala Pernikahan Terhalang Nasab & Ketrurunan
Tatkala Pernikahan Terhalang Nasab & Keturunan
Tak pernah disangka, ada beberapa gelintir bani adam yang hendak menikah karena ingin segera menyempurnakan separuh agamanya, terhalang sebuah aral yang cukup merisaukan. Apa itu…?
Jika anda menjawab PERBEDAAN NASAB & KETURUNAN, maka jawaban anda amatlah tepat. Banyak di antara wanita – wantia dari suku A yang oleh ayah/wawlinya tidak diizinkan menikah dengan lelaki dari suku B dan begitu pula sebaliknya. Amatlah pelik memang…
Sebab di antara mereka masih meyakini; 1. Suku mereka lebih baik daripada suku manapun, 2. Jika menikah dengan lain suku, maka keturunannya akan menjadi buruk / tak seindah yang diharapkan, 3. Jika menikah dengan suku atau nasab lain, maka dia akan direndahkan oleh sesama sukunya, dan lain sebagainya.
Wal hal…penyakit ini masih amat kronis yang harus disembuhkan oleh pemuda – pemudi yang hendak menikah dengan melintasi batas nasab dan keturunan. Betapa tidak, sebagian suku bahkan membawa sebuah hadits demi mempertahankan keyakinannya bahwa suku mereka adalah suku yang paling baik dan tidak memperbolehkan wanita-nya menikah dengan lelaki dari suku lain. Hadits yang mereka bawa adalah sebagai berikut:
“Orang Arab itu sebagian mereka sepadan/sekufu’ dengan sebagian yang lainnya, baik antara kabilah satu dengan yang lainnya, seorang laki-laki dengan laki-laki yang lain. Adapun budak, sebagian mereka sepadan/sekufu’ dengan sebagian yang lain, baik antara kabilah satu dengan yang lainnya, seorang laki-laki dengan laki-laki yang lainnya; kecuali tukang tenun atau tukang bekam” [HR. Al-Baihaqiy 7/135].
Padahal andai mereka tau bahwa hadits di atas adalah HADITS DHA’IF, mungkin mereka akan mengubah cara pandangnya. Imam al Baihaqi sendiri yang menerangkan kelemahan hadits ini berada pada seorang perawi yang bernama Syujaa’ yang sanadnya terputus dengan Ibnu Juraij. [1]
Dan jika telah diketahui DHA;IFnya sebuah hadits, maka tidaklah boleh hadits tersebut diambil sebagai hujjah dan penguat pendapat.
Sungguh merupakan pemikiran yang kaku tatkala masi’ ada keyakinan bahwa nasab tertentu memiliki kemuliaan dan dan tidak boleh menikahkan anak wanitanya dengan lelaki dari suku lain. Bahkan perkara ini adalah satu dari ciri – ciri ORANG JAHILIYAH. Simaklah hadits berikut:
حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة. حدثنا عفان. حدثنا أبان بن يزيد. ح وحدثني إسحاق بن منصور (واللفظ له) أخبرنا حبان بن هلال. حدثنا أبان. حدثنا يحيى ؛ أن زيدا حدثه ؛ أن أبا سلام حدثه ؛ أن أبا مالك الأشعري حدثه ؛ أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : “أربع في أمتي من أمر الجاهلية، لا يتركونهن: الفخر في الأحساب، والطعن في الأنساب، والاستسقاء بالنجوم، والنياحة ……
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah : Telah menceritakan kepada kami ‘Affaan : Telah menceritakan kepada kami Abaan bin Yaziid. Dan telah menceritakan kepadaku Ishaaq bin Manshuur (dan lafadhnya adalah miliknya) : Telah mengkhabarkan kepada kami Habbaan bin Hilaal : Telah menceritakan kepada kami Abaan : Telah menceritakan kepada kami Yahyaa : Bahwasannya Yaziid telah menceritakan kepadanya : Bahwasannya Abu Salaam telah menceritakan kepadanya : Bahwasannya Abu Maalik Al-Asy’ariy telah menceritakan kepadanya : Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Ada empat perkara Jaahiliyyah dari umatku dan mereka belum meninggalkannya : Membanggakan keturunan, mencela nasab, meminta hujan dengan bintang-bintang, dan niyahah (meratapi mayit)…..” [HR. Muslim no. 934].
Sungguh amat menyedihkan memang jika masih ada orang di sekitar kita yang menyimpan ciri – ciri sifat orang jahiliyah…Semoga Allah ta’ala melindungi kita dan keluarga dari yang demikian.
……
Andai mereka – mereka tau, bahwa telah ada contoh yang amat berharga dari Nabi-nya shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menikah dengan wanita yang berlainan nasab dengan beliau, tentu mereka akan berpikir lain.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menikah dengan Shafiyyah binti Huyaiy seorang wanita keturunan Yahudi yang jelas – jelas berbeda keturunan dan nasab dengan beliau yang keturunan Arab dari Bani Hasyim. [2]
Lantas apakah syarat utama yang harus dilihat seorang wanita dan walinya tatkala akan menikah / menikahkan…?
Tentu saja, lihatlah KEBAIKAN AGAMA dan AKHLAK lelaki yang datang meminangnya. Bukankah telah datang sebuah hadits:
“Jika datang melamar kepadamu orang yang engkau ridho agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dengannya, jika kamu tidak menerimanya, niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang luas.” (HR. At Tirmidzi, Hasan)
Disamping hadits tersebut, telah ada Fathimah binti Qais dari kalangan orang – orang terhormat dan pembesar yang justru menikah dengan seorang mantan budak.
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ سَمِعَهُ مِنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي الْجَهْمِ سَمِعْتُ فَاطِمَةَ بِنْتَ قَيْسٍ قَالَتْ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَحْلَلْتِ فَآذِنِينِي فَآذَنَتْهُ فَخَطَبَهَا مُعَاوِيَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ وَأَبُو الْجَهْمِ وَأُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا مُعَاوِيَةُ فَرَجُلٌ تَرِبٌ لَا مَالَ لَهُ وَأَمَّا أَبُو الْجَهْمِ فَرَجُلٌ ضَرَّابٌ لِلنِّسَاءِ وَلَكِنْ أُسَامَةَ قَالَ فَقَالَتْ بِيَدِهَا هَكَذَا أُسَامَةُ تَقُولُ لَمْ تُرِدْهُ فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَاعَةُ اللَّهِ وَطَاعَةُ رَسُولِهِ خَيْرٌ لَكِ فَتَزَوَّجَتْهُ فَاغْتَبَطَتْهُ
Telah menceritakan kepada kami Wakii’, dari Sufyaan, ia mendengarnya dari Abu Bakr bin Abil-Jahm : Aku mendengar Faathimah binti Qais berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku : “Jika kamu telah halal kabarkanlah kepadaku”. Faathimah kemudian memberitahukan kepada beliau, lalu dia pun dilamar oleh Mu’aawiyyah bin Abi Sufyaan, Abul-Jahm, dan Usaamah bin Zaid. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda : “Mu’aawiyah adalah laki-laki yang miskin lagi tidak mempunyai harta, sedangkan Abul-Jahm adalah laki-laki yang suka memukul wanita. Akan tetapi, menikahlah dengan Usamah”. Abu Bakar berkata : Faathimah lalu berkata dengan isyarat tangannya seperti ini, maksudnya dia tidak suka. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda kepadanya : “Taat kepada Allah dan Rasul-Nya, itu lebih baik bagimu”. Maka Faathimah pun menikah dengannya, dan ia pun bahagia” [HR. Ahmad 6/412; shahih].
Subhanallah…agama dan akhlaklah yang lebih diutamakan Fathimah binti Qais.
Kenapa AGAMA dan AKHLAK…?
Ya… karena betapa banyak seorang lelaki yang baik AGAMA-nya tapi SANGAR/BURUK PERANGAI DAN AKHLAKnya. Disamping itu, juga banyak lelaki yang BAIK AKHLAKnya tapi AMAT BURUK AGAMAnya – IBADAHnya – MANHAJ-nya. Maka ketika mendapati seorang lelaki yang memiliki keduanya, sungguh ini adalah kebaikan yang besar dari Allah ta’ala.
…
Semoga sedikit goresan pena ini bermanfaat bagi saudara – saudaraku yang masih terjerat pada pikiran dan keyakinan orang – orang jahiliyah ini. Lekaslah kembali pada jalan pikiran dan keyakinan islam, wahai bapak / ibu yang terbelenggu nasab…
……
[1] Al-Majma’, 4/275.
[2] Siyar A’lam an Nubala’, II/238.
Source : http://sn.cybermoslem.net//blogs/viewstory/3413
Tak pernah disangka, ada beberapa gelintir bani adam yang hendak menikah karena ingin segera menyempurnakan separuh agamanya, terhalang sebuah aral yang cukup merisaukan. Apa itu…?
Jika anda menjawab PERBEDAAN NASAB & KETURUNAN, maka jawaban anda amatlah tepat. Banyak di antara wanita – wantia dari suku A yang oleh ayah/wawlinya tidak diizinkan menikah dengan lelaki dari suku B dan begitu pula sebaliknya. Amatlah pelik memang…
Sebab di antara mereka masih meyakini; 1. Suku mereka lebih baik daripada suku manapun, 2. Jika menikah dengan lain suku, maka keturunannya akan menjadi buruk / tak seindah yang diharapkan, 3. Jika menikah dengan suku atau nasab lain, maka dia akan direndahkan oleh sesama sukunya, dan lain sebagainya.
Wal hal…penyakit ini masih amat kronis yang harus disembuhkan oleh pemuda – pemudi yang hendak menikah dengan melintasi batas nasab dan keturunan. Betapa tidak, sebagian suku bahkan membawa sebuah hadits demi mempertahankan keyakinannya bahwa suku mereka adalah suku yang paling baik dan tidak memperbolehkan wanita-nya menikah dengan lelaki dari suku lain. Hadits yang mereka bawa adalah sebagai berikut:
“Orang Arab itu sebagian mereka sepadan/sekufu’ dengan sebagian yang lainnya, baik antara kabilah satu dengan yang lainnya, seorang laki-laki dengan laki-laki yang lain. Adapun budak, sebagian mereka sepadan/sekufu’ dengan sebagian yang lain, baik antara kabilah satu dengan yang lainnya, seorang laki-laki dengan laki-laki yang lainnya; kecuali tukang tenun atau tukang bekam” [HR. Al-Baihaqiy 7/135].
Padahal andai mereka tau bahwa hadits di atas adalah HADITS DHA’IF, mungkin mereka akan mengubah cara pandangnya. Imam al Baihaqi sendiri yang menerangkan kelemahan hadits ini berada pada seorang perawi yang bernama Syujaa’ yang sanadnya terputus dengan Ibnu Juraij. [1]
Dan jika telah diketahui DHA;IFnya sebuah hadits, maka tidaklah boleh hadits tersebut diambil sebagai hujjah dan penguat pendapat.
Sungguh merupakan pemikiran yang kaku tatkala masi’ ada keyakinan bahwa nasab tertentu memiliki kemuliaan dan dan tidak boleh menikahkan anak wanitanya dengan lelaki dari suku lain. Bahkan perkara ini adalah satu dari ciri – ciri ORANG JAHILIYAH. Simaklah hadits berikut:
حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة. حدثنا عفان. حدثنا أبان بن يزيد. ح وحدثني إسحاق بن منصور (واللفظ له) أخبرنا حبان بن هلال. حدثنا أبان. حدثنا يحيى ؛ أن زيدا حدثه ؛ أن أبا سلام حدثه ؛ أن أبا مالك الأشعري حدثه ؛ أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : “أربع في أمتي من أمر الجاهلية، لا يتركونهن: الفخر في الأحساب، والطعن في الأنساب، والاستسقاء بالنجوم، والنياحة ……
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah : Telah menceritakan kepada kami ‘Affaan : Telah menceritakan kepada kami Abaan bin Yaziid. Dan telah menceritakan kepadaku Ishaaq bin Manshuur (dan lafadhnya adalah miliknya) : Telah mengkhabarkan kepada kami Habbaan bin Hilaal : Telah menceritakan kepada kami Abaan : Telah menceritakan kepada kami Yahyaa : Bahwasannya Yaziid telah menceritakan kepadanya : Bahwasannya Abu Salaam telah menceritakan kepadanya : Bahwasannya Abu Maalik Al-Asy’ariy telah menceritakan kepadanya : Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Ada empat perkara Jaahiliyyah dari umatku dan mereka belum meninggalkannya : Membanggakan keturunan, mencela nasab, meminta hujan dengan bintang-bintang, dan niyahah (meratapi mayit)…..” [HR. Muslim no. 934].
Sungguh amat menyedihkan memang jika masih ada orang di sekitar kita yang menyimpan ciri – ciri sifat orang jahiliyah…Semoga Allah ta’ala melindungi kita dan keluarga dari yang demikian.
……
Andai mereka – mereka tau, bahwa telah ada contoh yang amat berharga dari Nabi-nya shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menikah dengan wanita yang berlainan nasab dengan beliau, tentu mereka akan berpikir lain.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menikah dengan Shafiyyah binti Huyaiy seorang wanita keturunan Yahudi yang jelas – jelas berbeda keturunan dan nasab dengan beliau yang keturunan Arab dari Bani Hasyim. [2]
Lantas apakah syarat utama yang harus dilihat seorang wanita dan walinya tatkala akan menikah / menikahkan…?
Tentu saja, lihatlah KEBAIKAN AGAMA dan AKHLAK lelaki yang datang meminangnya. Bukankah telah datang sebuah hadits:
“Jika datang melamar kepadamu orang yang engkau ridho agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dengannya, jika kamu tidak menerimanya, niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang luas.” (HR. At Tirmidzi, Hasan)
Disamping hadits tersebut, telah ada Fathimah binti Qais dari kalangan orang – orang terhormat dan pembesar yang justru menikah dengan seorang mantan budak.
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ سَمِعَهُ مِنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي الْجَهْمِ سَمِعْتُ فَاطِمَةَ بِنْتَ قَيْسٍ قَالَتْ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَحْلَلْتِ فَآذِنِينِي فَآذَنَتْهُ فَخَطَبَهَا مُعَاوِيَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ وَأَبُو الْجَهْمِ وَأُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا مُعَاوِيَةُ فَرَجُلٌ تَرِبٌ لَا مَالَ لَهُ وَأَمَّا أَبُو الْجَهْمِ فَرَجُلٌ ضَرَّابٌ لِلنِّسَاءِ وَلَكِنْ أُسَامَةَ قَالَ فَقَالَتْ بِيَدِهَا هَكَذَا أُسَامَةُ تَقُولُ لَمْ تُرِدْهُ فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَاعَةُ اللَّهِ وَطَاعَةُ رَسُولِهِ خَيْرٌ لَكِ فَتَزَوَّجَتْهُ فَاغْتَبَطَتْهُ
Telah menceritakan kepada kami Wakii’, dari Sufyaan, ia mendengarnya dari Abu Bakr bin Abil-Jahm : Aku mendengar Faathimah binti Qais berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku : “Jika kamu telah halal kabarkanlah kepadaku”. Faathimah kemudian memberitahukan kepada beliau, lalu dia pun dilamar oleh Mu’aawiyyah bin Abi Sufyaan, Abul-Jahm, dan Usaamah bin Zaid. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda : “Mu’aawiyah adalah laki-laki yang miskin lagi tidak mempunyai harta, sedangkan Abul-Jahm adalah laki-laki yang suka memukul wanita. Akan tetapi, menikahlah dengan Usamah”. Abu Bakar berkata : Faathimah lalu berkata dengan isyarat tangannya seperti ini, maksudnya dia tidak suka. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda kepadanya : “Taat kepada Allah dan Rasul-Nya, itu lebih baik bagimu”. Maka Faathimah pun menikah dengannya, dan ia pun bahagia” [HR. Ahmad 6/412; shahih].
Subhanallah…agama dan akhlaklah yang lebih diutamakan Fathimah binti Qais.
Kenapa AGAMA dan AKHLAK…?
Ya… karena betapa banyak seorang lelaki yang baik AGAMA-nya tapi SANGAR/BURUK PERANGAI DAN AKHLAKnya. Disamping itu, juga banyak lelaki yang BAIK AKHLAKnya tapi AMAT BURUK AGAMAnya – IBADAHnya – MANHAJ-nya. Maka ketika mendapati seorang lelaki yang memiliki keduanya, sungguh ini adalah kebaikan yang besar dari Allah ta’ala.
…
Semoga sedikit goresan pena ini bermanfaat bagi saudara – saudaraku yang masih terjerat pada pikiran dan keyakinan orang – orang jahiliyah ini. Lekaslah kembali pada jalan pikiran dan keyakinan islam, wahai bapak / ibu yang terbelenggu nasab…
……
[1] Al-Majma’, 4/275.
[2] Siyar A’lam an Nubala’, II/238.
Source : http://sn.cybermoslem.net//blogs/viewstory/3413
Kata - kata Bijak Januari 2011
Senyum adalah sebuah sihir yang halal. Senyuman adalah tanda jalinan persaudaraan, senyum mampu melepaskan tali kebencian, mengusir bisikan-bisikan kedengkian&mampu mengusap luka terputusnya hubungan persaudaraan. Assalamu'alaikumwrwb. Salam Senyum untuk keluarga tercinta
Inspirasi pagi : "Tuhan memberikan manusia kemampuan untuk meLUPAkan, itu merupakan salah satu atribut terbesar yang kita miliki. Karena jika kita ingat semua yang terjadi pada kita, biasanya kita selalu dihantui." Sangat disayangkan.
"Kenpa kamu menangis untuk orang yang tidak mencintai dan pergi meninggalkanmu,seharusnya dia yang menangis karena telah melepaskan orang yang sangat mencintainya"..
Bismilah,,,, Wanita diciptakan dari tulang rusuk pria,
Bukan dari kepalanya utk menjadi atasannya,
Bukan pula dari kakinya utk menjadi alasnya,
Melainkan dari sisinya untuk menjadi teman hidupnya
Dekat pada lengannya utk dilindungi,
Dan dekat pada hatinya utk dicintai,
Karena wanita merupakan separuh jiwa
Untuk kehidupan pria,
Muliakanlah Wanita, dan Mulia lah wahai Wanita…..
Inspirasi pagi : "Tuhan memberikan manusia kemampuan untuk meLUPAkan, itu merupakan salah satu atribut terbesar yang kita miliki. Karena jika kita ingat semua yang terjadi pada kita, biasanya kita selalu dihantui." Sangat disayangkan.
"Kenpa kamu menangis untuk orang yang tidak mencintai dan pergi meninggalkanmu,seharusnya dia yang menangis karena telah melepaskan orang yang sangat mencintainya"..
Bismilah,,,, Wanita diciptakan dari tulang rusuk pria,
Bukan dari kepalanya utk menjadi atasannya,
Bukan pula dari kakinya utk menjadi alasnya,
Melainkan dari sisinya untuk menjadi teman hidupnya
Dekat pada lengannya utk dilindungi,
Dan dekat pada hatinya utk dicintai,
Karena wanita merupakan separuh jiwa
Untuk kehidupan pria,
Muliakanlah Wanita, dan Mulia lah wahai Wanita…..
Sunday, January 02, 2011
Mario Teguh (calon pasangannya)
Jangan salahkan wanita
yang memilih calon pasangannya
dengan sangat berhati-hati.
Menikah itu seperti membeli mobil,
...lebih mudah membeli daripada merawatnya.
Dan dalam perjalanan hidup pernikahan
yang tidak selalu datar dan indah,
yang bisa juga bermasalah dan sedih itu;
kita membutuhkan pikiran yang bersih,
hati yang bening, dan fisik yang sehat
untuk sampai dengan selamat,
sejahtera, dan bahagia.
yang memilih calon pasangannya
dengan sangat berhati-hati.
Menikah itu seperti membeli mobil,
...lebih mudah membeli daripada merawatnya.
Dan dalam perjalanan hidup pernikahan
yang tidak selalu datar dan indah,
yang bisa juga bermasalah dan sedih itu;
kita membutuhkan pikiran yang bersih,
hati yang bening, dan fisik yang sehat
untuk sampai dengan selamat,
sejahtera, dan bahagia.
Hadist Januari 2011
Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang Muslim adalah yang dapat selamat sekalian orang Muslim dari gangguan lidah dan tangannya. Seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan semua larangan Allah." (Bukhari - Muslim). Kullu aamin wa antum bi khoir – semoga tahun 2011 dipenuhi dengan kebaikan.
Dari Sahl bin Sa'ad r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda kepada Ali r.a., "Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada seseorang karena ajaranmu maka yang demikian itu bagimu lebih baik dari kekayaan binatang ternak yang merah-merah." (Bukhari - Muslim)
Barangsiapa memberi contoh prilaku yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala kebaikannya dan pahala orang-orang yang meniru perbuatannya itu tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang mengikutiya. (HR. Muslim). Ya Allah jadikanlah kami menjadi pelopor kebaikan. Amiin
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Setiap hamba Allah melewati waktu paginya, tentu ada dua malaikat yang turun berdoa. Yang satu berdoa, "Ya Allah, berilah ganti (balasan yang berlipat) kepada orang yang suka memberi (dermawan)." Malaikat yang kedua berdoa, "Ya Allah, berilah kepada orang yang kikir itu kehancuran dan kemusnahan pada hartanya." (Bukhari - Muslim)
Hikmah Indah Dari Sahabat:
"Pelajaran & pengalaman berharga di dpt dr KEGAGALAN,bukan dr kesuksesan. Kenikmatan sukses di dpt, ketika berhasil mengatasi setiap kegagalan yg dihadapi."(Hukama). Selamat menjamu aktivitas
Mutiara Hikmah :
"Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kau sedang belajar ketulusan. Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kau sedang belajar tentang keikhlasan. Ketika hatimu terluka dalam, maka saat itu kau sedang belajar tentang memaafkan. Ketika kau merasa lelah dan kecewa, maka saat itu kau sedang belajar tentang kesungguhan. Ketika kau merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kau sedang belajar tentang ketangguhan." (Abu Dzar)
Dari Abu Barzah Al Aslamy r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang hamba tidak bergeser dari tempatnya pada hari kiamat sehingga ditanya empat hal; Pertama, mengenai umurnya dihabiskan untuk apa; Kedua, mengenai ilmunya digunakan untuk apa; Ketiga, mengenai hartanya dipakai untuk apa dan dari mana asalnya; Keempat, mengenai tubuhnya yang sehat dimanfaatkan untuk apa." (Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan)
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam, yaitu bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam; bila ia memanggilmu penuhilah; bila dia meminta nasehat kepadamu nasehatilah; bila dia bersin dan mengucapkan alhamdulillah bacalah yarhamukallah (artinya = semoga Allah memberikan rahmat kepadamu); bila dia sakit jenguklah; dan bila dia meninggal dunia hantarkanlah (jenazahnya)". (HR Muslim).
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; dan barangsiapa menurutpi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan Akhirat; dan Allah selalu akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya." (HR Muslim)
Dari Sahl bin Sa'ad r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda kepada Ali r.a., "Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada seseorang karena ajaranmu maka yang demikian itu bagimu lebih baik dari kekayaan binatang ternak yang merah-merah." (Bukhari - Muslim)
Barangsiapa memberi contoh prilaku yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala kebaikannya dan pahala orang-orang yang meniru perbuatannya itu tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang mengikutiya. (HR. Muslim). Ya Allah jadikanlah kami menjadi pelopor kebaikan. Amiin
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Setiap hamba Allah melewati waktu paginya, tentu ada dua malaikat yang turun berdoa. Yang satu berdoa, "Ya Allah, berilah ganti (balasan yang berlipat) kepada orang yang suka memberi (dermawan)." Malaikat yang kedua berdoa, "Ya Allah, berilah kepada orang yang kikir itu kehancuran dan kemusnahan pada hartanya." (Bukhari - Muslim)
Hikmah Indah Dari Sahabat:
"Pelajaran & pengalaman berharga di dpt dr KEGAGALAN,bukan dr kesuksesan. Kenikmatan sukses di dpt, ketika berhasil mengatasi setiap kegagalan yg dihadapi."(Hukama). Selamat menjamu aktivitas
Mutiara Hikmah :
"Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kau sedang belajar ketulusan. Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kau sedang belajar tentang keikhlasan. Ketika hatimu terluka dalam, maka saat itu kau sedang belajar tentang memaafkan. Ketika kau merasa lelah dan kecewa, maka saat itu kau sedang belajar tentang kesungguhan. Ketika kau merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kau sedang belajar tentang ketangguhan." (Abu Dzar)
Dari Abu Barzah Al Aslamy r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang hamba tidak bergeser dari tempatnya pada hari kiamat sehingga ditanya empat hal; Pertama, mengenai umurnya dihabiskan untuk apa; Kedua, mengenai ilmunya digunakan untuk apa; Ketiga, mengenai hartanya dipakai untuk apa dan dari mana asalnya; Keempat, mengenai tubuhnya yang sehat dimanfaatkan untuk apa." (Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan)
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam, yaitu bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam; bila ia memanggilmu penuhilah; bila dia meminta nasehat kepadamu nasehatilah; bila dia bersin dan mengucapkan alhamdulillah bacalah yarhamukallah (artinya = semoga Allah memberikan rahmat kepadamu); bila dia sakit jenguklah; dan bila dia meninggal dunia hantarkanlah (jenazahnya)". (HR Muslim).
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; dan barangsiapa menurutpi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan Akhirat; dan Allah selalu akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya." (HR Muslim)
Subscribe to:
Posts (Atom)